Hasto berbicara dalam bahasa Inggris selama sekira 30 menit. Dia menyapa audiens dan menyampaikan ucapan selamat datang di Surabaya, yang diperkenalkan Hasto sebagai “kota pahlawan” dan “kota revolusi”.
"Sebuah kota yang memanifestasikan kepahlawanan dan semangat "merdeka atau mati",” kata Hasto soal Surabaya yang juga merupakan kota kelahiran Bung Karno.
Di sela pemaparan, Hasto memutar video yang menjelaskan tentang intisari pemikiran geopolitik Bung Karno. Sepanjang pidato, Hasto menyebut kata “Soekarno” sebanyak 15 kali.
Hasto mengemukakan, saat ini memang dunia dibayangi oleh ketidakadilan global, di mana berbagai masalah dunia semakin mengemuka belakangan ini, mulai dari kemiskinan, ketidakadilan dunia kesehatan seperti distribusi vaksin, disparitas penguasaan teknologi, hambatan di rantai pasok yang memicu inflasi dunia, perang, dan sebagainya.
“Maka sebenarnya apa yang dipelopori generasi pertama non-aligned movement (gerakan non-blok) seharusnya memantik kesadaran kita untuk menuju tata dunia baru yang lebih berkeadilan dan mengedepankan wajah kemanusiaan,” ujar Hasto.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait