Dalam pemikiran Soekarno, papar Hasto, geopolitik, geoekonomi, dan geostrategi digunakan untuk merumuskan kebijakan strategis kepentingan nasional dalam dinamika internasional demi terwujudnya pemikiran dunia.
Hasto menggarisbawahi pentingnya diplomasi untuk kerjasama politik, ekonomi, dan budaya sebagai hal penting dalam upaya mewujudkan perdamaian dunia, alih-alih kerja sama militer.
Platform kerja sama militer disebut mendapat estimasi signifikansi terendah dalam teori geopolitik Soekarno.
Hasto menegaskan, kekuatan negara-negara Asia, Afrika, dan Amerika Latin yang menggemakan semangat Konferensi Asia Afrika dan Gerakan Non Blok, serta Konferensi Tri-Kontinental harus bersatu untuk mengubah dunia, mengedepankan wajah kemanusiaan dan mendonorkan semangat kerjasama ekonomi yang adil.
“Pada akhirnya, pelestarian bumi, keselamatan alam semesta, harus diperjuangkan bersama karena kita hidup di planet yang sama,” tegas Hasto.
Rangkaian “Bandung-Belgrade-Havana Confereence” yang digelar hari ini adalah bagian dalam peringatan 65 tahun Konferensi Asia Afrika di Bandung, 60 tahun KTT Non Blok di Beograd, dan 55 tahun Konferensi Tiga Benua di Havana.
Konferensi ini pun menjadi ajang untuk kembali merefleksikan dan membumikan nilai-nilai Bandung Spirit.
Tema yang dianggit adalah “Bandung- Belgrade-Havana in Global History and Perspective: “What Dreams, What Challenges, What Projects, for a Global Future” (Bandung-Beograd-Havana dalam Kerangka Sejarah dan Pemikiran Global: Impian, Tantangan dan Perencanaan Masa Depan).
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait