Pegiat Lingkungan Geruduk Perusahaan Penghasil Sampah Sachet di Surabaya

Gusti Candra Risky Ferdiansyah
Asosiasi Komunitas Sungai Indonesia (AKSI) menggeruduk perusahaan penghasil sampah sachet, di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (25/11/2022). Mereka menuntut pertanggung jawaban atas sampah sachet yang tercecer di lingkungan perair Foto: MG/Rexy Arya Pratama

SURABAYA, iNews.id - Pengiat lingkungan yang berasal dari mahasiwa dari berbagai universitas di Jawa Timur yang tergabung dalam Asosiasi Komunitas Sungai Indonesia (AKSI) menggeruduk perusahaan penghasil sampah sachet, di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (25/11/2022). 

Mereka meminta perusahaan yang berkantor di Jl. Embong Malang Surabaya tersebut agar bertanggung jawab atas sampah sachet yang tercecer di lingkungan perairan Indonesia. Karena berpotensi tidak dapat terurai bahkan sampai ribuan tahun.

Bentuk tanggungjawaban itu, salah satunya yakni dengan meningkatkan investasi pada solusi sesungguhnya untuk penanggulangan krisis plastik. Yaitu mengembangkan material, teknologi dan system distribusi yang aman dan berkelanjutan untuk mengganti plastik sekali pakai menjadi system reuse refill, serta menerapkan Extended Producer Responsibility (EPR) untuk meningkatkan pengumpulan dan pemilahan sampah plastik dari konsumen secara menyeluruh untuk semua kemasan yang dihasilkan.


Dalam aksinya, mereka membentangkan sejumlah poster berisi tuntutan. Foto: MG/Rexy Arya Pratama

 

Dalam aksinya, para pegiat lingkungan dari UNESA Surabaya, Universitas 17 Agustus Surabaya, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Universitas Negri Malang, dan HANG TUAH Surabaya yang tergabung dalam Asosiasi Komunitas Sungai Indonesia inipun melakukan teatrikal dengan membawa patung dewi Sri dengan terbungkus sachet. 

Kordinator Aksi Rikat L.Sofyan menegaskan, bahwa aksi teatrikal yang dilakukan berdasarkan rasa keprihatinan atas hasil Brand Audit yang dilakukan oleh Asosiasi Komunitas Sungai Indonesia (AKSI) selama tahun 2022.

Di 8 Kota/Kabupaten di Jawa Timur mulai Bangkalan, Magetan, Tulungagung, Gresik, Jember, Malang, Kediri dan Sidoarjo, diperoleh hasil 5 Top Polluters di Jawa Timur.

Rikat menyebut, Wings menempati urutan pertama dengan 523 piece sampah, Unilever 330 piece sampah, Indofood 307 piece sampah, Mayora 209 piece sampah dan Ajinomoto 183 piece sampah. Didapatkan juga hasil brand audit di Jawa Timur menunjukan banyaknya sampah jenis sachet (Multilayer) yang sulit untuk di daur ulang. 

"Kemasan sachet menyusun 16% sampah plastik yang tercecer di perairan Indonesia. Sachet dijual dengan harga murah, tetapi menimbulkan biaya penanganan sampah yang sangat mahal untuk pengumpulan dan pemilahan sachet," tegas Rikat.

"Jika Sachet tidak ditangani dan terus tersebar di sungai-sungai Indonesia akan memberikan dampak aspek lingkungan dan kesehatan. Salah satu dampaknya yaitu Sachet terpecah menjadi Microplastik," lanjutnya.


Asosiasi Komunitas Sungai Indonesia melakukan teatrikal dengan membawa patung dewi Sri dengan terbungkus sachet. Foto: MG/Rexy Arya Pratama

 

Mikroplastik yang dihasilkan salah satunya dari sachet dapat berdampak pada kesehatan manusia. Dimana mikroplastik akan masuk kedalam tubuh manusia dan dapat berakibat terjadinya organ, cedera internal dan eksternal. 

Selain itu juga adanya transformasi kandungan kimia plastik ke dalam tubuh manusia, terjadi gangguan mikroba usus yang menyebabkan penyumbatan saluran usus. Sehingga mengakibatkan sensasi kenyang semu, stres fisiologis, perubahan pola makan, penghabatan pertumbuhan, dan penurunan kesuburan.

Editor : Ali Masduki

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network