Muara Angke dan Pulau G Banjir Sampah Sachet, Aktivis ECOTON: Sachet Unilever Paling Tinggi

Ali Masduki
Pemerintah pusat maupun daerah wajib menyediakan sarana dan fasilitas yang berguna untuk mencegah sampah yang akan mengakibatkan pencemaran dan kerusakan laut. (Foto: Ecoton)

JAKARTA, iNews.id - Pegiat lingkungan dari Yayasan Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah atau Ecological Observation and Wetlands Conservation (Ecoton) menyebut, Muara Angke dan Pulau G Penjaringan, Jakarta Utara, dibanjiri sampah sachet.

Itu diketahui setelah mereka melakukan kegiatan susur dan brand audit di Muara Angke dan Pulau G pada (14/6) kemarin. 

Koordinator Zero Waste Cities Ecoton, Alaika Rahmatullah mengatakan kegiatan susur dan brand audit bertujuan untuk mengidentifikasi sampah yang dihasilkan oleh suatu produsen yang mendominasi pencemaran di lingkungan. 

“Brand audit termasuk salah satu cara untuk mengetahui jenis sampah berdasarkan merek kemasan yang banyak tercecer di lingkungan, dan sudah seharusnya sampah tersebut menjadi tanggung jawab produsen,” ujarnya, Minggu (19/6).

Dilansir dari penelitian McKinsey and Co. dalam Ocean Conservancy menyebutkan bahwa Indonesia menempati urutan kedua sebagai negara penghasil sampah plastik terbanyak di dunia setelah China. 

Meningkatnya produksi kemasan sachet dan plastik sekali pakai menimbulkan sebuah ancaman terhadap lingkungan karena sifatnya yang sulit terurai oleh lingkungan.

Editor : Ali Masduki

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3 4

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network