Pelaksanaan Joint drill dalam penanganan barang berbahaya yakni Sianida ini diikuti oleh kurang lebih 50 peserta yang terlibat langsung dengan proses bongkar muat barang berbahaya tersebut, baik dari internal TPS maupun PT Trans Continent.
Diawali dengan briefing singkat yang menjelaskan tentang apa itu sianida dan potensi bahayanya serta bagaimana penangannya yang tepat, yang disampaikan langsung oleh Darren Gould, tenaga Ahli dari Australian Gold Reagents (AGR) Australia selaku produsen sianida. Tenaga ahli yang didatangkan dari Australia merupakan transport & logistic specialist on explosive and dangerous cargoes.
Sianida merupakan zat berbahaya yang banyak digunakan untuk keperluan fumigasi, penambangan, dan produksi kertas, tekstil, serta plastik. Zat ini tersedia dalam bentuk bubuk kristal, gas, dan cairan.
HSE Manager PT Trans Continent, Welem Bawangun Senaen Bambulu menyampaikan bahwa tujuan dilakukannya join drill hari ini juga sebagai bahan evaluasi untuk mengukur kinerja perusahaan melalui proses audit yang dilakukan oleh ICMI (International Cyanide Management Institute), Lembaga internasional yang terakreditasi untuk mengawasi : Produksi (Manufacture), Distribusi/Peredaran/Transportasi & Penggunaan Sianida di seluruh dunia, memiliki tenaga ahli yang kompeten untuk melakukan audit serta mengeluarkan sertifikasi di industri tersebut .
Dengan beberapa poin yang harus diperhatikan yakni prosedur penanganan barang berbahaya, prosedur penyimpanan barang berbahaya, emergency respon, dan pemeriksaan area penyimpanan barang berbahaya.
“Kita ingin memastikan bahwa penanganan barang berbahaya dari kami maupun dari sisi TPS sebagai penyedia layanan dan fasilitasnya sudah sesuai standar yang telah ditentukan," ungkap Welem.
Pelaksanaan joint drill penanganan sianida, kata dia, merupakan salah satu bentuk komitmen TPS dan PT Trans Continent untuk dapat memberikan pelayanan prima dan aman bagi pelanggannya.
Perlu diketahui untuk catatan arus Petikemas melalui TPS sampai dengan bulan November 2022 sebesar 1.245.283 TEUs, dengan rincian kontribusi arus petikemas internasional sebanyak 1.177.616 TEUs dan kontribusi arus petikemas domestik tercatat sebanyak 67.667 TEUs.
Dari capaian tersebut tercatat sebanyak 19.101 TEUs yang merupakan barang berbahaya atau sebesar 2 % dari total arus petikemas sampai dengan November 2022.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait