Untunglah Allah tidak menuruti permintaan mereka. Andai Allah menuruti, mengembalikan orang-orang yang sudah mati ini ke dunia, gak bisa dibayangkan. Itu hanya akan _nakut-nakutin_ tetangganya. Di samping itu, mungkin detik pertama ketika mereka dikembalikan ke dunia, persis seperti Nobita, mereka akan menindakkan kelakuan yang sama seperti apa yang telah dilakukannya sebelumnya.
Jadi, masihkah kita yakin bahwa seandainya kita diberi mesin waktu untuk berkelana ke abad ke-6/7 Masehi dan berjumpa dengan Nabi Muhammad di Mekkah kita akan menjadi pengikutnya?
Mumpung saat ini kita sudah bersyahadat, mengikrarkan diri sebagai seorang Muslim, kita hanya perlu meneladani bagaimana beliau menjalani hidupnya. Bukankah beliau sebaik-baiknya manusia? Mengapa atas nama membela Tuhan harus menebar kebencian dan mengobarkan permusuhan antarsesama manusia? Bukankah itu tidak pernah diajarkan sang Nabi junjungan?
Di akhir tulisan ini, mari kita resapi apa yang pernah disampaikan oleh Gus Dur, yang wafatnya selalu kita peringati (haul) di bulan Desember: “Terlalu banyak orang Islam yang gagal dalam mencerna Islam, yang mengajarkan untuk berbelas kasih terhadap sesama….”
Penulis :
Prof. Dr. Ahmad Zainul Hamdi, M.Ag.
Senior Advisor Jaringan GUSDURian
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait