SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Pengiriman mahasiswa Indonesia belajar ke luar negeri lewat salah satu program Kampus Merdeka, yakni Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA), terus berlanjut. Sebelumnya, hanya menyasar mahasiswa jenjang S1.
Namun, kini telah menyasar mahasiswa jenjang D3/D4 dengan nama program IISMA Edisi Vokasi. Adapun Faradilla salah seorang mahasiswa Vokasi jurusan D4 Pengobat Tradisional Universitas Airlangga yang turut serta dalam program tersebut.
Berkaitan dengan program itu, Fara menempuh kuliah di Asia University Taiwan jurusan Biomedical Engineering. Menurutnya, sistem program itu tidak begitu menuntut dirinya fokus pada kuliah saja.
Melainkan eksplorasi kebudayaan dan destinasi. Pasalnya, dari pihak kampus juga kerap memberi kesempatan free trip di sela-sela jam perkuliahan.
Terbukti ia mewakili mahasiswa Indonesia untuk perform tarian Wonderland Indonesia dan Tarian Saman pada Perayaan Culture Festival di Gedung International Conference Hall Taiwan pada Kamis (29/12/22) mendatang.
Keberhasilan mendarat dan tinggal di negara naga kecil Asia selama empat hingga lima bulan menjadi sebuah anugerah yang luar biasa. Meskipun banyak proses yang harus dilaluinya. Mulai mempersiapkan IPK minimal 3,00 dan english proficiency test.
“Nah ketika udah punya senjata dua itu, berarti kita sudah siap buat ke tahap selanjutnya,” ucap Fara mahasiswa semester lima ini.
Tahapan berikutnya essay dan wawancara. Baginya, secara teknis mempersiapkan essay tidak begitu rumit. Lantaran hanya disajikan pertanyaan yang jawabannya mengacu pada hal personal.
Oleh sebab itu kuncinya harus mengenali diri dengan baik. Misalnya menyebutkan kemampuan diri, lalu bagaimana daya bangkit dalam menghadapi masalah. Begitupun dengan wawancara, prinsipnya sama.
Di samping itu, ia menceritakan banyak pelajaran hidup yang didapat. Menurutnya program tersebut sebagai bentuk investasi mengenal perilaku warga secara global.
“Pelajaran hidup pertama yakni karakteristik warga lokal dan kebijakan di tiap negara itu beda. Sementara kita harus belajar untuk menghargai itu. Sebab terkadang kita bakalan culture shock seperti, fasilitas kamar mandinya yang ga ada air, mobilitas kerap jalan kaki, lalu perkara makanan juga minim micin,” papar Fara.
Pelajaran kedua, dirinya menyadari pentingnya belajar bahasa, terutama bahasa Mandarin. Sebab warga Taiwan cenderung jarang menggunakan berbahasa inggris. Bahkan jika pun ada satu orang yang bisa berbahasa inggris, tetapi aksennya berbeda.
Dalam hal ini, Fara menegaskan untuk tidak berhenti buat explore hal-hal baru termasuk tidak melewatkan program IISMA. Melalui IISMAVO banyak mendapatkan benefit yang bisa dukung karir.
“Ga ada ruginya buat nyoba, ambil kesempatan untuk menjadi awardee IISMA selanjutnya. Salam vokasi stands out!,” tutur mahasiswa asal Surabaya ini.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait