Upaya mengimplementasikan pendidikan karakter juga terlaksana ketika pelajar-pelajar di Kota Surabaya ikut menyukseskan Tari Remo massal yang tercatat dalam Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI). Menurut Cak Eri, kegiatan itu mengusung semangat agar para pelajar di Kota Pahlawan menjaga kearifan budaya lokal. Pasalnya, tidak sedikit siswa yang belum mengetahui arti dan makna Tari Remo. “Nantinya, setiap sekolah akan ada ekstrakurikuler wajib untuk Tari Remo. Filosofinya untuk menjaga kearifan lokal,” katanya.
Di sisi lain, perihal kesejahteraan tenaga pendidik, tidak luput dari perhatian Wali Kota Eri. Tahun 2022, pemberian honor atau jasa pelayanan guru pendidikan anak usia dini (PAUD) menyasar kepada 4.350 tenaga pendidik Pos PAUD Terpadu (PPT), kemudian Tenaga Pendidik TK (balai RW) sebanyak 774 orang, dan Tenaga Pendidik TK/KB/TPA sebanyak 6.000 orang. Besaran honor untuk tenaga pendidik PPT dan Tenaga Pendidik TK (balai RW) sebesar Rp 500.000,- per orang. Sedangkan tenaga pendidik TK/KB/TPA sebesar Rp 300.000,- per orang.
Berikutnya pemberian honor atau jasa pelayanan kepada guru kesetaraan dan guru agama serta kelas minggu. Tahun ini, sebanyak 11.675 tenaga pendidik keagamaan mendapat intervensi sebesar Rp 500.000,- per orang. Sedangkan untuk tenaga pendidik kesetaraan menyasar 226 orang dengan besaran Rp 250.000,-. Untuk guru swasta, telah diberikan kepada 2.888 orang. Besarannya Rp 1.000.000,- per bulan.
Wali Kota Eri juga menyebut, peningkatan kesejahteraan juga diberikan kepada guru dengan status Pegawai Negeri Sipil (PNS), guru PPPK, serta guru swasta dan guru tidak tetap (GTT) melalui tunjangan kinerja (tukin) yang cair tiap triwulan sekali. Pada triwulan keempat ini sudah diberikan kepada 6.967 guru. “Harapannya, dengan tukin ini kesejahteraan guru meningkat. Di sisi lain, mereka menjadi fokus mendidik anak-anak Surabaya,” terangnya.
Ia menambahkan pihaknya juga turut memberikan perhatian khusus kepada siswa dengan status Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) di Kota Surabaya, baik yang bersekolah di negeri maupun swasta. Perhatian itu berupa bantuan yang bersumber dari APBD Kota Surabaya melalui Bantuan Operasional Pendidikan Daerah (Bopda). Intervensi ini berupa paket seragam siswa MBR, yang meliputi hem, celana/rok seragam sekolah, seragam olahraga, seragam batik, sepatu, tas, ikat pinggang, topi, dasi, kaos kaki.
“Para sekolah ini bisa pesan di UMKM Kota Surabaya yang menyediakan perlengkapan sekolah tersebut. Apalagi sebagian besar pekerja di UMKM tersebut berstatus MBR, jadi uangnya bisa langsung kembali ke masyarakat, sehingga perekonomian Surabaya terus muter,” pungkasnya.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait