Selain itu, tiap akhir pekan, MR pulang kerumah neneknya dan bercerita jika sudah tidak kuat bersekolah di Politeknik Pelayaran Surabaya.
"Terus saya bilang gini nak kalau nggak kuat keluar aja. Nanti kan cari usaha lain juga bisa. Mungkin karena anak saya junior kan. mungkin sama seniornya dibuat tradisi atau gimanain," imbuh Yani.
Sementara itu, direktur Politeknik Pelayaran Surabaya, Heru Widada membenarkan kejadian tersebut. Saat ini, pihaknya siap untuk membantu pihak kepolisian agar kasus ini cepat terungkap.
"Kami menyampaikan permohonan maaf atas kejadian ini. Dan menyampaikan duka cita yang mendalam. Dan mudah-mudahan ini tidak terulang lagi dan menjadi pembelajaran juga evaluasi secara menyeluruh terhadap seluruh kegiatan di Politeknik Pelayaran Surabaya," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, aksi kekerasan di lembaga pendidikan kembali terjadi. Terbaru seorang mahasiswa politeknik di Surabaya diduga menjadi korban penganiayaan oleh seniornya hingga ditemukan tewas di kamar mandi dengan berlumuran darah.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait