SURABAYA, iNewsSurabaya.id – Universitas Wijaya Putra (UWP) Surabaya menggelar seminar nasional. Seminar ini membahas Implementasi Kebijakan Kurikulum Merdeka di Sekolah di Auditorium Wiyung, Surabaya.
Seminar yang diikuti ratusan peserta dari praktisi hingga guru ini mendatangkan narasumber nasional dan lokal. Mereka adalah H. Muhammad Nur Purnamasidi, Anggota Komisi X DPR RI dari Partai Golkar; Hadi Dediyansah, S.Pd.,M.Hum, Anggota Komisi E DPRD Jatim dari Partai Gerindra; Suhartatik, S.Pd.,M.Pd. Kepala Bidang GTK (Guru dan Tenaga Kependidikan) Provinsi Jatim, Ir. Yusuf Masruh, MM. Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Kota Surabaya, dan Dr. Ivan Rovian, M.Kp. dari Kemenristekdikti. Selain itu, Ketua Yayasan sekaligus Direktur Pasca Sarjana UWP, DR. Indra Prasetyo mengikuti acara tersebut hingga selesai.
Hasil diskusi yang dilakukan ini sangat menarik, peserta bisa mengetahui seberapa besar pelaksanaan kurikulum merdeka di sekolah yang selama ini dijalankan. “Surabaya sudah menjalankan semua kurikulum merdeka sesuai dengan ketentuan,” kata kepala Dinas Pendidikan Surabaya Yusuf Masruh.
Yusuf menegaskan, pelaksanaan kurikulum ini tidak ada yang berbeda dengan daerah lain. Hanya saja, ujarnya, Surabaya melaksanakan pengembangan untuk membuat proses pengajaran menjadi lebih menarik. “Kita ada sekolah arek Surabaya, itu bagian inovasi. Pada prinsipnya pelaksanaan secara umum sudah berjalan dengan baik,” paparnya.
Sementara itu, Hadi Dediyansah, S.Pd.,M.Hum, Anggota Komisi E DPRD Jatim mengatakan, Dinas Pendidikan harus mampu menjabarkan pelaksanaan kurikulum merdeka. Menurut dia, saat ini, anggaran yang sangat besar diperuntukkan untuk pendidikan. Untuk itu, tidak ada alasan lain gagal dalam menjalankan program ini.
“Di Jawa Timur saja, hamper 20% anggaran APBD untuk kebutuhan pendidikan. Ini sangat besar,” katanya.
Universitas Wijaya Putra (UWP) Surabaya menggelar seminar nasional. membahas Implementasi Kebijakan Kurikulum Merdeka di Sekolah di Auditorium Wiyung Surabaya. Foto iNewsSurabaya/arif
Namun, Dedi panggilan akrabnya, Dindik belum bisa melaksanakan program-program dengan baik sekala Jawa Timur. “Pak Wahid (Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur) itu sudah 5 tahun, tetapi tidak ada terobosan yang dilakukan untuk dunia pendidikan. Harusnya mampu berbuat lebih baik,” ujar dia.
Saat ini, beber Dedi, anggaran yang tercatat untuk Jawa Timur cukup besar, Pendapatan Asli Daerah (PAD) dsekitar Rp 4 triliun, dari nilai tersebut sekitar 20% diperuntukkan pendidikan. “Nilai itu kan besar. Sayangnya banyak anggaran pendidikan hanya terfokus pada pesantren, harisnsya kan merata,” ungkapnya.
Disisi lain, Ketua Yayasan sekaligus Direktur Pasca Sarjana UWP, DR. Indra Prasetyo mengaku sangat senang, sebab acara yang dilaksanakan ini cukup berhasil. “Alhamdulillah acara lancer, psertanya sesuai dengan target yang diinginkan. Yang terpenting, banyak permasalahan yang bisa diselesaikan dalam seminar ini. Semoga tahun depan bisa menjadi lebih baik,” papar Indra.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait