Sebagai Nahdliyin Surabaya yang melihat, kadang juga mengikuti kegiatan sosial keagamaan PCNU Surabaya yang menurut saya program-programnya nyata dan banyak memberi maslahah untuk umat dan masyarakat Kota Surabaya, seperti program Subuh Sehat, NU Urban, dll rasanya seperti kayak di-prank oleh PBNU saat Gus Yahya Staquf yang baru dilantik sebagai Ketum PBNU melakukan giat napak tilas datang bersama rombongan pimpinan PWNU se-Indonesia beranjangsana ke HBNO. Sambil menahan haru, waktu itu 17 Februari 2022 beliau bilang: menangkap energi dan kekuatan spiritual yang menggelindingkan NU hingga usianya yang ke-99 tahun.
Saya pun ikut bersyukur dan ikut haru dengan pernyataan beliau Gus Yahya waktu itu, sembari berharap mudah-mudahan di bawah kepemimpinan beliau, jam'iyah NU dari level teratas hingga ke akar rumput akan senantiasa selalu dipandangi penuh kasih sayang oleh Gusti Allah, Kanjeng Nabi, para auliya, mendiang para masyayikh, dan para muasis, sehingga menjadi jam'iyah yang benar-benar rahmatan lil 'alamin, kompak, solid, bahagia, sejahtera fid dini wad dun-ya wal akhiroh. Apalagi sekarang NU sudah memasuki usia abad keduanya. Lha kok tiba'e dadi ngene to Guuus: Suroboyo digawe usrek. Mergo like and dislike? Opo mergo perlu tah ndudohno sikap otoritarian sebagian pengurus PBNU nang Nahdliyin Suroboyo? Opo mergo bab politik? Opo mergo opo?
Salah apa PCNU Surabaya kepada PBNU? Saya kok jadi bingung.
Penulis :
Ahmad Zamroni Fauzan
Simpatisan NU Surabaya
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait