Khofifah mengatakan Syekh Nawawi Al-Bantani juga berperan dalam mencetak kader-kader patriotik. Perjuangan yang dilakukan Syekh Nawawi memang tidak dalam bentuk revolusi fisik, namun lewat pendidikan untuk menumbuhkan semangat kebangkitan dan jiwa nasionalisme.
"Banyak ulama besar Indonesia yang merupakan murid atau santri beliau yang kemudian dalam upaya penyebaran agama Islam di Indonesia juga mengajarkan nasionalisme, seperti Syakhona Kholil Bangkalan, Hadratus Syech Kyai Hasyim Asy'ari pendiri NU juga Kyai Ahmad Dahlan pendiri Muhammadiyah," ucapnya.
Selain itu, Gubernur perempuan pertama di Jatim ini menuturkan bahwa Syekh Nawawi Al-Bantani adalah intelektual yang sangat produktif dalam menulis kitab. Mantan Menteri Sosial RI ini menyebut tidak kurang dari 115 kitab yang telah ditulis ulama besar asal Banten ini.
Diantaranya kitab-kitab di bidang ilmu fiqih, tauhid, tasawuf, tafsir, dan hadis. Karena kedalaman ilmu yang dimiliki, Gubernur Khofifah menyebut murid syekh Nawawi Al-Bantani ini datang dari berbagai penjuru dunia.
"Karena santrinya syekh Nawawi ini dari berbagai negara, pemikiran dan keilmuannya tentu diadopsi oleh banyak ulama dunia, yang itu tentu memberikan pengaruh terhadap pengembangan ilmu dan keislaman dunia," sebutnya.
Oleh sebab itu, di kesempatan haul ke-130 Syekh Nawawi Al-Bantani, Gubernur Khofifah kembali mengajak semua masyarakat untuk meneladani ulama besar dunia asal nusantara ini. Bahwa menjadi ulama besar dengan keilmuan tinggi pun tetap memiliki nasionalisme yang kuat.
"Dari beliau kita bisa mengambil teladan dan hikmah bagaimana proses dakwah, produktivitas, keilmuan dapat berjalan berseiring dengan kuatnya nasionalisme menjaga keutuhan bangsa dan negara," imbuhnya.
"Allahu Yarham, semoga Allah merahmati beliau dan kita semua mendapatkan keberkahan dan mampu meneladani beliau," pungkasnya.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait