SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa secara khusus meminta Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) mampu memaksimalkan media sosial (Medsos). Mereka harus berkolaborasi dengan semua pihak di internal maupun eksternal untuk membantu pembangunan yang disiapkan pemerintah di industri 4.0, 5.0, dan 6.0.
"IPPNU harus memaksimalkan media sosial khususnya youtube untuk membantu program pembangunan karena Fatayat dan Muslimat banyak keterbatasannya, kekuatan perempuan NU harus mampu berkolaborasi internal maupun eksternal," ungkap Gubernur Khofifah saat Halal Bi Halal Harlah ke 77 Muslimat NU di Gedung BPSDM Provinsi Jawa Timur, Sabtu (3/5/2023).
Kolaborasi lanjut Gubernur, menjadi bagian penting dalam mempercepat pembangunan government maupun non government."Tiba-tiba kemudian kita melihat bagaimana crypto dipakai disektor keuangan, kita harus bergerak lebih cepat, sesungguhnya crypto dijadikan salah satu metode transaksi, ada percepatan perubahan secara finansial. nah pola-pola seperti ini mungkin di lini paling bawah tidak begitu apa dinamikanya, tidak begitu terasa. Tapi di tingkat lokal, regional, nasional maupun global tidak sangat terasa," imbuhnya.
Menurutnya, itu juga berlaku untuk Aparatur Sipil Negara (ASN) dimana harus punya karakter inisiatif, kolaboratif, dan inovatif. "Harus ada inisiatif jangan diam harus ada kolaborasi harus ada perluasan jejaring harus ada inovasi, Gus Dur seringkali berpesan orang hidup harus siap berkorban setiap pengorbanan besar pahalanya jadi kita harus lihat bahwa setiap pengorbanan menurut Gus Dur besar pahalanya," harapnya.
Gubernur yang juga Ketua Umum PP Muslimat NU ini mengajak semua bergandengan tangan membangun strong partnership, bangunlah jejaring seluas-luasnya karena tidak bisa persoalan dipecahkan sendirian. Literasi digital penting, tapi yang harus menjadi perhatian adalah konten yang akan dibuat harus sesuai tidak boleh asal.
"Mungkin ada video-video pendek atau mungkin ada konten-konten yang bisa memberikan pencerahan masyarakat luas, kreatif boleh tapi konten harus diperhatikan, harus memberikan edukasi yang baik pada masyarakat," jelasnya.
Dikesempatan yang sama, Ketua PWNU Jatim, KH Marzuki Mustamar meminta lembaga pendidikan NU memperhatikan hak guru perempuan, khususnya yang punya bayi dan balita agar mendapatkan fasilitas untuk anaknya selama mengajar di sekolah.
"Setiap sekolah NU kedepan harus ada ruang untuk Ibu menyusui, serta tempat bermain untuk balita anak para guru, sehingga dalam mengajar mereka bisa konsentrasi karena diselah mengajar mereka dapat memberikan ASI pada anaknya secara langsung," katanya.
Ia berharap, sekolah NU jangan hanya mencari keuntungan tetapi bagaimana mencerdaskan generasi muda dengan tetap memperhatikan hak para gurunya. "Guru kalau mau izin pulang untuk menyusui anaknya pasti tidak berani takut kena sanksi, Karena itu idealnya sekolah menyediakan tempat untuk anak-anak para guru jadi mereka akan fokus dalam mengajar," tuturnya.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait