INDRAMAYU, iNewsSurabaya.id - Menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, kabar mengejutkan muncul dari Partai Nasdem. Beredar video permintaan mahar yang dilakukan Nasdem untuk Bakal Caleg (Bacaleg) senilai Rp3,5 miliar.
Permintaan ini terjadi ke Ketua DPD Partai Nasdem Kabupaten Indramayu, Husen Ibrahim. Ia diminta mahar Rp3,5 miliar untuk menjadi Bacaleg DPR RI nomor urut 2. Kabar mengejutkan ini disertai dengan mundurnya Husen dan pengurus serta ribuan kader Nasdem di Indramayu dan Cirebon.
Dikutip dari Sindonews, mereka mundur lantaran kecewa atas pencalegan Ketua DPD Partai Nasdem Husen Ibrahim yang seharusnya mendapatkan nomer urut 1 Bacaleg namun justru mendapatkan nomer urut 3.
Imbasnya, muncul aksi di kalangan pengurus Nasdem. Mereka Mengundurkan Diri secara Massal, pengunduran diri ini disampaikan langsung oleh Ketua DPD Nasdem Indramayu, HY Husen Ibrahim yang menyatakan sebanyak 120.000 kader Partai Nasdem mereka menyampaikan sikap pengunduran diri dan melepas atribut partai.
Selain Ketua DPD, pengunduran diri ini juga diikuti oleh puluhan Ketua DPC Indramayu telah menyatakan mundur. Pengunduran diri ketua DPD Nasdem Indramayu ini akan berdampak suara pada Pemilu 2024 mendatang.
"Kami menagih janji ketua DPW Nasdem bahwa Jabar 8 untuk pencalegan DPR kami dijanjikan nomor urut 1. Namun sampai sekarang tidak jadi kenyataan, dan informasi A1 yang kami terima, kami diposisikan di nomor urit 3," kata HY Husen Ibrahim, Senin (12/6/2023).
Dia menambahkan, di saat mempertanyakan hal itu DPW mengadakan rapat dan diputuskan dirinya boleh dipindah ke nomor urut 2 dengan kompensasinya Rp3,5 miliar.
"Ini salah satu yang membuat kekecawaan karena tidak sesuai dengan marwah partai seperti apa yang disampaikan ketua umum bahwa Nasdem tanpa mahar," tegasnya.
Terpisah, saat dikonfirmasi kabar mahar Rp3,5 miliar itu ditepis DPW Nasdem Jabar.
"Tidak ada itu, tidak ada permintaan mahar Rp3,5 miliar, cek aja ke semua Bacaleg (bakal calon anggota legislatif), tidak ada. Itu hoaks," kata Ketua DPW Nasdem Jabar, Saan Mustopa saat dikonfirmasi, Senin (12/6/2023).
Saan menjelaskan, nomor urut caleg sudah ditetapkan sebelum isu tersebut ramai beredar, termasuk di dapil Jabar VIII yang mencakup Kabupaten Cirebon, Kabupaten Indramayu, dan Kota Cirebon.
Menurut Saan, nomor urut 1 di dapil Jabar VIII adalah jatah pengurus DPP. Sedangkan Husen mendapatkan nomor urut 3.
"Kita gak pernah janjikan nomor urut karena itu aturan dan posisi dia sebagai Ketua DPD dapat nomor 3 itu sudah ya (lumayan)," ucap Saan.
Anggota DPR RI itu menegaskan, partainya tidak pernah meminta duit sepeserpun kepada Husen agar dirinya mendapatkan nomor urut 1. Terlebih, nilai yang disebutkan Husen mencapai Rp3,5 miliar.
Selain itu, lanjut Saan, proses pencalegan pun sudah berjalan dan para Bacaleg telah didaftarkan ke KPU.
"Jadi kalau mau terapkan politik mahar di awal saja ketika penyusunan dan itu bisa dikonfirmasi ke caleg DPR RI baik nomor urut 1, 2, dan seterusnya. Tidak ada (mahar)," ujar Saan.
Disinggung soal ribuan kader Nasdem Indramayu yang ikut mundur, Saan kembali menampiknya. Mereka, imbuh Saan, adalah caleg-caleg yang dijanjikan dibiayai oleh Husen. Saan mengklaim, sebagian pengurus tetap loyal di Nasdem.
Sebelumnya diberitakan, Pengurus DPD Nasdem Indramayu dan ratusan kader ramai-ramai mengundurkan diri secara massal pada Minggu (11/6/2023).
Mereka mundur lantaran kecewa atas pencalegan Ketua DPD Partai NasDem yang seharusnya mendapatkan nomor urut 1, namun justru hanya mendapatkan nomor urut 3.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait