Wagub Jatim Emil Dardak yang juga hadir menilai sosok Sadad merupakan tokoh yang sudah banyak makan asam garam dunia politik.
"Penelitian Sadad tentang politik Islam dalam produk kebijakan Pemprov Jatim memberikan motivasi tersendiri. Jatim bisa menjadi daerah tolak ukur," kata Emil.
Suami Arumi Bachsin ini mengapresiasi peran para pakar dan berharap lebih banyak lagi penelitian pemahaman mengenai politik Islam sebagai bentuk eksistensi umat Islam dalam membangun bangsa dan negara.
"Insya Allah ini akan membawa kemaslahatan bagi kita semua," kata Emil.
Anwar Sadad sendiri bersyukur bisa lulus ujian terbuka disertasi Program Doktor Bidang Politik Islam Pascasarjana UINSA. Ia ingin menanamkan politik sebagai alat perjuangan. Ia meneliti politikus dengan background pesantren dengan substansi nilai politik Islam. Meliputi peraturan daerah, peraturan gubernur dengan kandungan kemaslahatan yang sesuai nilai syariat IsIam.
"Perjuangan politik Islam jangan berhenti di simbol-simbol saja," ujarnya.
Sebelumya, di hadapan para penguji, promovendus memaparkan perbandingan produk kebijakan Pemprov Jatim dengan tata cara politik Islam. Rumusan pertama yang digunakan Sadad sebagai pisau analisa yakni teori Wahbah Az-Zuhaili.
Sadad mencoba menemukan substansi dari al-Siyasah al-Syar'iyyah. Ia mengidentifikasi teori itu merupakan inti dari hampir seluruh pendefinisian politik Islam di berbagai zaman. Kegairahan untuk membangkitkan nilai-nilai agama dalam bahasa modern, adaptatif dan kontemporer.
"Kita harus bisa menemukan itu dalam seluruh produk kebijakan yang merupakan produk politik, sehingga tidak hanya menjadi jargon-jargon politik," kata Sadad.
Sadad mengungkapkan sebuah kalimat konseptual atas hasil penelitian tersebut sehingga layak meraih gelar Doktor Pemikiran Politik Islam.
"Disertasi ini substansinya intinya adalah menemukan substansi dari siyasah Islamiyyah atau politik Islam dan konteks politik kontemporer hari ini," kata Sadad.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait