Gubernur Khofifah menyampaikan, potensi kekeringan di Jawa Timur pada tahun 2023 ini, diperkirakan terjadi di 27 kabupaten/kota yang terdiri dari 221 kecamatan, 844 desa/kelurahan dan 1.617 dusun. Dengan rincian 500 desa kering kritis, 253 kering langka, dan 91 desa kering langka terbatas.
“Petanya sudah sangat detail. Untuk itu intervensi penanganan kekeringan ini butuh gotong royong dan kebersamaan baik dari Pemprov Jatim, Pemkab Mojokerto, maupun dari pihak kecamatan, desa, dusun sampai para relawan. Ini tadi saya lihat ada BPBD, TAGANA, TKSK dan pendamping PKH. Saya mohon jaga kekompakan dan guyub rukun untuk memberikan layanan bagi seluruh masyarakat,” jelas Gubernur Khofifah.
Guna mengatasi masalah kekeringan di Desa Kunjorowesi, Gubernur Khofifah pun mengatakan, pada dasarnya sudah dilakukan uji coba pembuatan sumur artesis. Namun di kedalaman 40 meter ada bebatuan. Yang mana pada titik ini, untuk menyiapkan sumur artesis, secara teknologi harus didukung alat pendeteksi melalui kedalaman dan keamanan tertentu.
Terkait pembuatan sumur artesis ini, Gubernur Khofiffah mengungkapkan, Pemprov Jatim telah melakukan uji coba pembuatan sumur artesis di beberapa titik yang memiliki potensi kekeringan saat musim kemarau. Namun, tidak semua berjalan lancar karena mengalami beberapa kendala, seperti di kedalaman tertentu ditemukan bebatuan sehingga tidak bisa diteruskan.
“Atau pada kedalaman tertentu muncul sumber air tapi kandungan garamnya tinggi sehingga tidak bisa diteruskan. Ada juga di daerah tertentu muncul sumber air tapi kandungan minyaknya tinggi sehingga tidak bisa diteruskan. Jadi biasanya memang ada proses yang harus dilanjutkan ke laboratorium selama kurang lebih 7 hari setelah ditemukan sumber air,” ujar Khofifah.
Gubernur Khofifah pun membeberkan, pihaknya juga akan terus berupaya memaksimalkan mencari sumber air bersih untuk memberikan substitusi ketika musim kemarau terjadi. Terlebih, di musim kemarau pada Mei hingga September 2023 yang puncaknya diprediksi akhir Juli sampai agustus ini.
“Maka kita harus secara kontinyu menyuplai air bersih hingga tingkat keterpenuhan air bersih masyarakat bisa kita penuhi. Terimakasih pada seluruh pihak yang telah bersama-sama bersinergi membantu pendistribusian air bersih mulai dari BPBD, Pemkab Mojokerto, sampai dengan TNI dan Polri yang terus memberikan support agar suplai air bersih ini berjalan lancar,” bebernya.
Dalam mengantisipasi masalah kekeringan serta kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Jawa Timur, Gubernur Khofifah menyampaikan, pihaknya juga telah memimpin langsung rakor dan Apel Siaga Gabungan Pengendalian Karhutla di Pasuruan pada 7 Juni 2023 lalu. Ia pun telah mengeluarkan Surat Keputusan Gubernur Jawa Timur tentang status siaga darurat kekeringan dan kebakaran hutan serta lahan No. 188/217/KPTS/013/2023 terhitung tanggal 17 Mei - 17 November 2023.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait