Pengalaman yang sama, juga disampaikan Rukmini SPdI, Kepala MTs Az-Zainuddin, yang ada di Kecamatan Palibelo, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat. Sebelumnya, dia menjadi guru di Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Yasim Roka.
MIS Yasim Roka letaknya jauh dari pusat kota kabupaten dan juga dari kediaman ibu Rukmini. Untuk mencapai madrasah ini,dia mesti bersepeda motor kira-kira satu jam lamanya dengan melalui jalanan sempit dan kawasan yang jarang penduduk.
Semasa masih mengajar di MIS ini, ada banyak kegusaran yang dirasakan oleh Ibu Rukmini. Siswa-siswa di madrasahnya banyak yang mengalami hambatan dalam hal literasi dasar. Mereka belum bisa membaca dengan baik meski sudah duduk di kelas tinggi. Bahkan dia kerap menemui siswa yang sudah di kelas VI tapi hanya bisa sebatas mengeja suku kata.
Rukmini memperoleh pembekalan untuk peningkatan keterampilan literasi dasar melalui program GEMAR Literasi pada 2020. Selanjutnya, dia melakukan pendekatan pembelajaran literasi yang disesuaikan dengan level kemampuan siswa di MIS Yasim Roka.
Siswa-siswa diidentifikasi tingkat kemampuan literasinya melalui asesmen diagnostik, dan kemudian dikelompokkan berdasarkan level kemampuannya. Pembelajaran dilakukan berdasarkan level masing-masing kelompok siswa.
Dia mengawal agar pendekatan ini benar-benar dijalankan. Hasilnya kemudian terlihat dalam waktu yang tidak begitu lama. Rata-rata dalam 4 minggu, pendekatan ini telah mampu meningkatkan keterampilan literasi siswanya.
Melalui sosial medianya, Rukmini kemudian menyebarluaskan pendekatan pembelajaran berdiferensiasi dengan pencapaian yang telah terjadi di sekolahnya.
Cerita baik yang dia bagikan itu kemudian menarik perhatian madrasah-madrasah lain untuk mendapatkan pembekalan yang serupa. Rukmini kemudian mendapat banyak permintaan untuk memberikan pelatihan bagi guru di berbagai madrasah di Kabupaten Bima.
Hingga saat ini, dengan dukungan berbagai pihak, sudah 63 madrasah dari 7 kecamatan di Kabupaten Bima yang mengenal dan mendapatkan pembekalan terkait pembelajaran berdiferensiasi. Semua kegiatan pembekalan itu dibiayai oleh dana swadaya dari madrasah.
Selain Puji dan Rukmini, ada pula Siti Saudah SPd (Kepala SD Inpres Langira, Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur), Umi Salamah MPdI MM (Kepala MI Ma’arif Ketegan, Sidoarjo), dan Bustanul Arifin SPd MPd (Kasi Pendidikan Madrasah Kemenag Kabupaten Pasuruan) yang berbagi praktik-praktik baik di tempatnya bertugas.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait