Pesan Kuat Sumpah Abadi Brawijaya V di Puncak Gunung Lawu, Keturunan Adipati Cepu Tak Berani Mendaki
Hingga saat ini, Gunung Lawu masih tetap terjaga kelestariannya karena masyarakat sangat takut merusak hutan di sekitarnya, karena diyakini akan mendapat kutukan dari penjaga Gunung Lawu. Oleh karena itu, kepercayaan masyarakat setempat adalah jika kita menjaga alam, maka alam juga akan menjaga kita dengan baik, sebuah prinsip yang sederhana namun sarat makna.
Terdapat empat jalur pendakian yang biasa dilalui oleh para pendaki menuju puncak Gunung Lawu. Jalur pendakian Cemoro Kandang terletak di Desa Blumbangan, Tawangmangu, Karanganyar. Jalur pendakian Cemoro Sewu dari Magetan, Jawa Timur, jalur pendakian Candi Cetho Karanganyar, dan jalur pendakian Jogorogo, Ngawi.
Menurut cerita spiritual Budiyanto, Gunung Lawu bisa dikatakan sebagai gunung zaman purbakala yang pernah meletus dengan hebat dan dahsyat. Bukti nyatanya adalah adanya batu-batu berukuran sangat besar yang tersebar di wilayah sekitar kaki Gunung Lawu, seperti di depan monumen Bu Tien, desa Jaten, serta wilayah Matesih, Karangpandan, dan lainnya.
Gunung Lawu juga merupakan salah satu pusat budaya dan tempat sakral di Pulau Jawa, terkait erat dengan sejarah Majapahit. Banyak peninggalan Majapahit yang dapat dinikmati keindahannya hingga saat ini, seperti Candi Ceto, Candi Sukuh, dan petilasan Raden Brawijaya di puncak Lawu yang disebut Cungkup.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait