Sarjana Arsitektur, harus menjadi arsitek. Artinya, ilmu yang dimiliki seorang arsitek merupakan tanggung jawab yang tidak ringan. Sebaik mungkin Prodi Arsitektur Untag Surabaya mengarahkan mindset mahasiswa agar tidak berhenti di sarjana, dikerahkan ke asosiasi profesi untuk memberikan bekal mahasiswa agar menjadi seorang arsitek. Sebab, arsitektur kerap disebut ‘ilmu serba’, mulai dari penerapan unsur nilai estetika, mengatur wadah dan polar uang, menciptakan kenyamanan dalam ruang, memahami perilaku dan karakter pengunjung atau pengguna, mempelajari cara evaluasi dan mengkritisi sebuah karya, dimana itu semua merupakan bidang lain yang juga dipelajari dalam arsitektur.
Jika mengacu pada Permendikbud Nomor 3 Tahun 2020 tentang kebijakan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM), kebijakan ini memiliki dampak dan manfaat yang positif bagi mahasiswa, khususnya Prodi Arsitektur Untag Surabaya. Sebab, mahasiswa dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan seperti hibah, penelitian dosen, dan perancangan tugas akhir.
Kegiatan yang dilakukan Prodi Arsitektur Untag Surabaya sendiri tidak hanya bertaraf nasional saja, melainkan hingga tingkat internasional. Sejak tahun 2017, Untag Surabaya menjadi satu-satunya wakil Indonesia untuk menjadi vokal dalam university network Inisiatif, UN habitat. UN Habitat mendukung perubahan transformatif di kota-kota dunia. Terdapat 88 universitas dunia yang tergabung, Indonesia diwakili oleh Untag Surabaya.
Bersama UN Habitat, Untag Surabaya mempromosikan perubahan transformatif di kota dan pemukiman manusia melalui pengetahuan, saran kebijakan, bantuan teknis, dan tindakan kolaboratif, dan telah menjalankan dua proyek strategis yakni Urban Transformation at Putat Jaya Area dan Surabaya Resilience Master Plan.
Di sini, mahasiswa turun dalam kegiatan Urban Transformation at Putat Jaya Area dengan tujuan memperbaiki dan me-rebranding nama Dolly. Kegiatan yang dilakukan di Dolly, Putat Jaya, Kecamatan Sawahan, Surabaya, Indonesia membantu pemerintah kota untuk mentransformasi Kawasan dolly menjadi kawasan layak huni dan mensejahterakan masyarakat termasuk dalam kegiatan urban history, capacity building, ekonomi pengembangan dan ekonomi koperasi, serta city branding. Bangunan gapura dan font tulisan pada Gang Dolly dibuat oleh mahasiswa, yang juga meneliti tentang font Dolly. Hasil re-branding Dolly itu pun mendapatkan runner up dan pemenang utama The Pinneapples Award kategori Future Living dengan klien proyek Kantor Asing, Persemakmuran dan Pembangunan, Pemerintah Inggris
Dilihat dari sudut lain, seorang arsitek juga harus membuka mata hati dan pikirannya agar bisa menangkap esensi lingkungan, yang nantinya digunakan sebagai penemuan inovasi yang bermanfaat. Artinya, bahwa prodi sebagai wadah keilmuan harus luas. Sehingga dapat mendukung mahasiswa untuk berkarir lebih bebas dan percaya diri sesuai dengan kompetensi.
Muhammad Faisal, S.T., M.T.,
Ketua Program Studi Teknik Aristektur Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait