Sebanyak 44,6 persen pemilih Golkar di Jatim lebih memilih Ganjar daripada Prabowo yang hanya 30,6 persen. Adapun pemilih PKB, 38,6 persen di antaranya memilih Ganjar, sedangkan pemilih Prabowo hanya 35,8 persen.
Andri mengatakan, palagan Pileg 2024 nanti akan sangat sengit dan keras. Antar partai akan berambisi mengamankan suara partainya dibanding mengamankan capresnya.
"Jadi kepentingan partai diyakini lebih utama dan dominan," katanya.
Mendapat dukungan dari banyak partai, menurut Andri, juga bukan menjadi sebuah jaminan akan mulus memenangkan sebuah kontestasi.
Dia mencontohkan pada Pilkada Surabaya 2020 lalu, di mana calon wali kota yang diusung PDI Perjuangan bisa menang mutlak melawan kandidat yang didukung hampir semua partai.
"Koalisi jika tidak mempunyai rekam jejak yang kuat tidak akan ada artinya. Buktinya PDI Perjuangan bisa menang di Surabaya pada Pilwali 2020 lalu, meski dikeroyok banyak partai. Kenapa bisa? Karena walau banyak jumlah partai koalisi, mesin partai ternyata tidak berjalan optimal. Kondisi itu bisa terjadi di partai yang mendukung Prabowo," tandasnya.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait