Salah satunya adalah usaha kripik. Namun, pengolahan kripik masih dilakukan secara manual menggunakan kayu dan pisau. Hal tersebut merupakan permasalahan yang kerap dikeluhkan oleh masyarakat dan hasil produksi masih minim.
"Kami putuskan untuk memberikan alat yakni mesin pengiris keripik dan spinner peniris minyak, yang dapat meningkatkan hasil produksi keripik di desa Kebontunggul," ujar Dosen FISIP Untag ini.
Tidak hanya itu, ujarnya, permasalahan lain yang muncul pada kelompok usaha tersebut yaitu permasalahan pemasaran, dimana mereka hanya memasarkan produk melalui Whatsapp saja dan belum menggunakan online shop seperti shopee dan lainnya. Hal tersebut membuat kurang meluasnya market dari produk kelompok “Hayam Wuruk”.
"Untuk itu, kita juga melakukan sosialisasi, Pelatihan dan pendampingan terhadap kelompok usaha terkait pemasaran dari produk yang dihasilkan oleh kelompok UMKM “Hayam Wuruk” di marketplace seperti Shopee serta pemaparan mengenai cara untuk meningkatkan branding dari produk tersebut. Hal tersebut bermanfaat untuk meningkatkan wawasan tentang wirausaha," papar dia.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait