Dalam buku Elisabeth juga tertulis :
"Bunuh aku Tuhan, aku tidak ingin hidup lagi. Aku tidak akan mencarimu lagi kalau Tuhan tidak memberikan aku pengertian. Tetapi pembicaraan saat itu tidak ada jawaban dari Tuhan, Tuhan hanya diam".
"Tiga hari lamanya saya tidak berdoa, tetapi kemudian setelah 3 hari tidak berdoa, Tuhan datang di subuh hari, dan memanggil anakKU, apakah engkau masih tidak mau berbicara denganKU? Tetapi aku enggan menyahutnya".
"Subuh kedua Tuhan menanyakan hal yang sama, tetapi aku enggan dan bertekad tidak mau menyapanya (betapa durhakanya aku waktu itu)".
"Kemudian Subuh ketiga, Tuhan datang dan memanggil dikala aku masih tidur, anakKU, masihkah kamu berdiam dan tak mau berbicara denganKU? "
"Aku menjawab : Tuhan aku ini sudah durhaka kepadaMU, bunuh saja aku Tuhan, aku ga sanggup hadapi hari lagi, Mengapa Engkau telah mencari cari aku yang sudah bejat ini? Tuhan menjawab : Bangunlah, dengarkan AKU, AKU akan menjawab pertanyaanmu".
"Kemudian Tuhan menjawab aku dengan pertanyaan : bukankah kamu Pencipta? Bukankah kamu Designer? Apakah kamu pernah membuang karya usang-mu dan berharap kelak akan trend kembali? Aku langsung menangis dan meminta ampun kepadaNya".
"Ya bener Tuhan, aku tidak sanggup membuang karyaku. Tuhan menjawab lagi : APALAGI AKU, yang menciptakan manusia, bagaimana mungkin AKU melenyapkan ciptaanKU".
"Aku bertanya Apalagi yang dapat kulakukan untukMU dalam segala keterbatasanku ini ya Tuhan? Ijinkan aku memenangkan satu orang lagi, sekalipun satu orang lagi. Tuhan berkata : Ceritakan kepada mereka bahwa AKU ADA, dulu sekarang dan selamanya".
Ditambahkan oleh Elisabeth, sejak menerima panggilan ini, aku memutuskan melepas karirku sebagai fashion designer dan bertekad hanya mengajar dan menulis setiap pengetahuan yang Tuhan berikan dan Design hanya sebagai bagian dari hobby.
"Buku ini ditulis untuk meneguhkan yang lemah, membawa kembali orang orang yang sudah jauh dari Tuhan, dan memenangkan orang orang yang menyangkal Tuhan, serta memberi nasehat kepada orang-orang yang mengaku Tuhan untuk mengalami pembaharuan budi," ungkapnya.
Buku ini mulanya dicetak sample sebanyak 40 buku untuk mengetahui ulasan pembaca dan kemudian dicetak 1200 eksemplar untuk dijual di publik.
Buku AKU ADA yang menceritakan kisah nyata itupun cocok untuk pelbagai usia. Baik anak-anak maupun yang sudah tua.
"Harapan saya agar mereka memperoleh hidup damai dan tenang di dalam Tuhan, hidup kemenangan, dan tenang dalam menghadapi proses kehidupan. Amin," tutup Elisabeth.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait