Sebagai informasi, dalam penempatan PMI hingga Juni 2023, Lampung masuk dalam urutan kelima setelah Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Nusa Tenggara Barat. Jumlah PMI di Lampung berkisar 9.899 orang.
”Potensinya besar. Nanti Bank Lampung bisa langsung menggunakan JConnect Remittance kami untuk melakukan transaksi penerimaan uang dari luar negeri. Kami sudah siap dalam hal teknis, bisnis, maupun support,” ungkapnya.
Saat ini, JConnect Remittance telah bermitra dengan Malaysia melalui Merchantrade. Untuk ke depan, bankjatim akan melakukan kerja sama dengan Hongkong dan Taiwan dalam hal remittance ini.
”Di Malaysia, keuangan para PMI dalam empat bulan tercatat mencapai Rp 2 triliun lewat bankjatim. Belum dolarnya yang sudah mencapai di atas 100 juta dolar. Jadi bisnis ini potensinya memang sangat besar,” tambah Edi Masrianto.
Selain di bidang remittance, bankjatim juga memiliki kelebihan di sisi trade finance. Trade Finance adalah layanan transaksi perdagangan baik domestik maupun internasional menggunakan instrumen pembayaran berupa Letter of Credit, Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN), dan Documentary Collection (Clean/Againts Payment/Againts Acceptance). Nah, dengan Bank Lampung ini, bankjatim bekerja sama dalam hal SKBDN.
Bankjatim menawarkan berbagai layanan trade finance yang dapat memperluas pasar dan bisnis anggota KUB. Seperti penerbitan SKBDN termasuk perubahannya jika ada, penerimaan presentasi dokumen & tagihan atas SKBDN, pembayaran atas presentasi dokumen dan tagihan, penerimaan dan penerusan SKBDN yang diterbitkan bank lain, penerusan pembayaran atas presentasi dokumen dan tagihan SKBDN, bank to bank correspondency melalui SWIFT, serta memberikan layanan diskonto.
Di sisi lain, bankjatim juga memiliki kelebihan di bidang teknologi. Saat ini emiten dengan kode BJTM itu telah mempunyai layanan sharing biller dan SISTA (Sistem Integrasi Solusi Transaksi Anda). Dari segi sharing biller concept, bankjatim menyediakan host to host untuk berkomunikasi dengan BPD – BPD yang tergabung dalam KUB dengan dua cara.
Pertama, menggunakan ISO8583. Kedua, menggunakan JSON. Selanjutnya, bankjatim sebagai sharing biller juga akan bekerja sama dengan bank NTB Syariah.
Tidak cukup itu saja. bankjatim kini juga memiliki sharing biller yang telah bekerja sama dengan banyak agregator. Di antaranya Tokopedia, Dana, Gojek, Shopee, Blibli, Indomaret, Alfamart, dan Pos Indonesia.
Kemudian terkait joint development SISTA, bankjatim telah memiliki digital banking ecosystem QRIS. bankjatim sendiri mempunyai target ekosistem yang dialihkan dari elektronik ke digital untuk menunjang program pemerintah dengan menggunakan QRIS.
Ekosistem tersebut yaitu pasar & mall, pendidikan, olahraga, komunitas, rumah sakit, hotel, kuliner, pariwisata, transportasi, tempat ibadah, perbatasan, dan pemda.
”Pada intinya, dalam KUB ini kami sudah punya roadmap terkait tahapan-tahapan apa yang akan dijalankan ke depan. Harapan kami, Bank Lampung tidak segan untuk terus berkomunikasi dengan kami sehingga bisa mempercepat proses KUB,” ungkap Busrul.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait