Mengawali pendampingannya, Eko meninjau berbagai potensi yang dimiliki oleh desa baik yang sudah dimiliki dan yang akan direncanakan untuk dibangun kedepan. Beberapa aset yang telah dimiliki yakni sentra pertokoan, pasar, area parkir, dan lapangan.
Sedangkan yang masih direncakan ada area bermain anak. Dengan berbagai potensi itu, melalui pendampingan perencanaan yang matang, Ari meyakini target PADes melalui Bumdes sebesar Rp.1 miliar dapat tercapai.
"Dengan menjadi sentra bagi desa-desa yang lain terutama untuk mensuport kebutuhan pokok misalkan, target Rp.1 miliar itu bisa terpenuhi kalau misalkan memang mereka bisa memanfaatkan desa kawasan," tutur dosen Psikologi Untag Surabaya ini.
Melalui program ini, Eko menyampaikan Bumdes juga diberikan pemahaman terkait analisis Strenghs, Weaknesses, Opportunities, dan Threats (SWOT). Ia juga memberikan perencanaan biaya terkait pengembangan usahanya dalam jangka satu tahun kedepan.
Selama ini, Bumdes Pohjejer hanya menjalankan rencana pengembangan berdasarkan intuisi. Sehingga diharapkan dengan adanya pendampingan ini, peta pengembangan unit usaha Bumdes Pohjejer dapat mencapai target PADes.
"Yang bisa dilakukan dalam waktu dekat adalah mengoptimalkan sentra-sentra yang mereka miliki," katanya.
Ia berharap dengan adanya pendampingan ini mampu menjadi bekal Bumdes Pohjejer dalam mengembangkan usahanya agar menjadi desa mandiri.
"Kalau tidak ditata dari sekarang itu akan susah sehingga kita perlu melakukan rencana pengembangan yang bisa digunakan untuk dasar pengembangan dari Bumdes yang mereka punya," pungkasnya.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait