SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Wayang Jazz Baruwani kini menjadi ikon seni Cilacap. Ikon seni ‘kreasi baru’ di masyarakat Kabupaten Cilacap ini merupakan salah satu program pemberdayaan masyarakat yang diinisiasi oleh PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) melalui anak usahanya, yakni PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI) Pabrik Cilacap.
Wayang Jazz Baruwani didirikan oleh seniman kenamaan asal Cilacap, Daryono Yunani. Berbeda dari wayang pada umumnya, Wayang Jazz Baruwani memanfaatkan sampah sebagai media pembuatannya.
Kebaruan juga tersaji dengan penggunaan musik pengiring bergenre jazz yang dipadukan dengan musik etnik. Durasi pertunjukan juga lebih ringkas, yakni 30-90 menit.
Baruwani sendiri merupakan program pengelolaan sampah terpadu berbasis masyarakat (komunitas) yang dirintis sejak 2019. Program yang menerapkan prinsip ekonomi sirkular ini mengajak masyarakat memilah sampah dari rumah dan mengolahnya menjadi barang bernilai ekonomi. Wayang Jazz Baruwani menjadi 1 dari total 26 komunitas yang tergabung di program ini.
Daryono Yunani (kiri) bersama komunitas Wayang Jazz Baruwani tampil dalam peringatan Hari Wayang Nasional di Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, pada 2 November 2023. Foto/SIG
Pendiri Wayang Jazz baruwani Daryono Yunani menjelaskan pembentukan Wayang Jazz Baruwani bermula dari diskusi Kelompok Sanggar Bambu yang dia pimpin bekerja sama dengan SBI Pabrik Cilacap.
Ia menyampaikan bahwa pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan melalui unsur seni budaya lokal, misalnya wayang 'runtah' (bahasa Cilacap berarti sampah).
"Kami sampaikan kalau kami punya sahabat seorang dalang yang bisa buat wayang dari kardus dan kantong semen bekas. Jumlah pemain juga tidak banyak jadi lebih efektif dan efisien. Gagasan diterima dan kami diarahkan ke bank sampah binaan SBI. Pihak SBI juga memberikan bantuan berupa renovasi sanggar, sound system, piano portabel, gender Jawa, dan lain-lain. Wayang Jazz Baruwani resmi terbentuk pada 2022 dan tampil perdana pada Festival Runtah Baruwani pada Agustus 2022," kata Daryono Yunani.
Saat ini pembuatan wayang dari sampah masih dilakukan oleh anggota Wayang Jazz Baruwani yang berjumlah 7 orang. Ke depan, beberapa program pengembangan yang dilakukan berbentuk pelatihan bagi anggota sanggar, menyelenggarakan kegiatan Wayang Jazz Goes To Kampung, dan memberikan pelatihan membuat wayang dari sampah kepada para pelajar. Kini, pertunjukan mereka digemari masyarakat Cilacap dan sekitarnya.
“Dalam sebulan, rata-rata kami bisa dapat 4 sampai 5 undangan pentas. Kami bersyukur Wayang Jazz Baruwani yang baru berusia 1 tahun mendapat sambutan positif. Ini menandakan terobosan inovatif dalam pertunjukan wayang kami diterima oleh masyarakat. Terima kasih SBI dan SIG yang telah memberikan dukungan dan bantuan. Kami merasa bersyukur ada BUMN yang peduli dan mau ikut melestarikan seni budaya lokal sebagai media edukasi dan pemberdayaan masyarakat,” ujar Daryono Yunani.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait