Dilansir dari beberapa data yang diterbitkan OJK serta dalam kacamata pengamat terdapat beberapa tantangan yang harus dicermati di antaranya sebagai berikut :
1. Krisis secara global yang ditimbulkan oleh perang Rusia dan Ukraina, pelemahan ekonomi tiongkok serta tensi geopolitik Timur Tengah yang menyebabkan terjadinya lonjakan harga komoditas, baik energi maupun pangan yang perlu mendapatkan perhatian khusus.
2. Pelemahan ekonomi global yang potensi tumbuhnya hanya 2,8% sehingga munculnya fenomena gradual disinflation atau inflasi yang turun secara lambat
3. Hingga Desember 2023, The Fed telah menaikkan suku bunga acuannya menjadi 5,50% atau mencapai 525 bps sejak Februari 2022. Kenaikan Fed Funds Rate yang agresif ini diperkirakan akan tetap tinggi dengan siklus yang lebih panjang mendorong tetap kuatnya mata uang dolar AS sehingga memberikan tekanan pelemahan nilai tukar di berbagai negara.
4. Di sisi moneter, Bank Indonesia juga terus memperkuat bauran kebijakan BI-7 Day Reverse Repo Rate untuk mengelola volatilitas nilai tukar rupiah, dan pendalaman pasar keuangan, untuk mengarahkan ekspektasi inflasi dan mendukung stabilitas nilai tukar rupiah.
5. Likuiditas yang diperkirakan masih akan ketat. Bank Indonesia sendiri menargetkan kredit dapat tumbuh double digit pada tahun 2024. Namun demikian, likuditas diproyeksikan masih akan ketat dan diperkirakan baru mulai akan melonggar pada Semester II/2024 seiring dengan proyeksi penurunan suku bunga.
6. Pentas Pemilihan Umum (Pemilu) yang akan segera telaksana, yang berdampak pada perilaku investor yang lebih “wait and see” dalam melakukan ekspansi usaha serta banyaknya aliran modal yang keluar dari Indonesia;
7. Perkembangan digitalisasi dan artificial intelligent yang semakin cepat dalam mendominasi kehidupan perekonomian dunia, termasuk Indonesia.
BTN Economic Outlook 2024 juga menyampaikan update kondisi di bidang perumahan/property. Stimulus yang dilakukan Pemerintah dapat mendorong permintaan rumah pada tahun 2023 dan terus berlanjut sampai dengan sekarang
Yakni terkait pelonggaran rasio LTV/FTV Kredit/Pembiayaan Properti menjadi maksimal 100% untuk semua jenis properti dan kebijakan PPN Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) hingga harga rumah Rp 5 Milyar yang mulai berlaku November 2023.
Menurut Nixon LP Napitupulu, besarnya dukungan Pemerintah ini dapat terlihat pada pertumbuhan KPR Nasional hingga triwulan III 2023 telah tumbuh mencapai 12,66% yoy, sehingga pertumbuhan KPR terus mencapai 2 digit sejak Triwulan II 2023.
"Hal ini menjadikan sektor properti masih menjadi sektor yang dapat memberikan kontribusi banyak terhadap pertumbuhan perekonomian di Indonesia," ungkapnya.
Kata dia, sesuai visi BTN yaitu untuk menjadi The Best Mortgage Bank in Southeast Asia di tahun 2025, Bank BTN telah melakukan berbagai transformasi sehingga menjadi semakin dapat diandalkan, cepat, berkualitas sehingga dapat memenuhi bahkan melampaui harapan para stakeholders Bank BTN.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait