Bulan Ramadan, Tradisi Megengan Jadi Ajang Pererat Persaudaraan Ditengah Masyarakat

Arif Ardliyanto
Tradisi Megengan Jadi Ajang Pererat Persaudaraan Ditengah Masyarakat. Foto iNewsSurabaya/ist

SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Bulan Ramadan, saat yang paling dinantikan, kini hampir tiba. Meskipun awal pelaksanaan puasa mungkin berbeda-beda, namun pada akhirnya, semua akan merayakan Idul Fitri dengan penuh khidmat. Ini adalah bentuk demokrasi dalam agama, di mana keberagaman dipelihara dengan penuh rasa saling menghargai.

Menyongsong Ramadan, tradisi megengan menjadi bagian penting dalam mempersiapkan diri secara mental. Menurut Rois Syuriyah PCNU Kota Surabaya, KH Ahmad Zul Hilmy, megengan adalah momen untuk mengagungkan bulan yang dianggap suci dan penuh berkah. Tradisi ini tidak hanya menyatukan masyarakat, tetapi juga menyambungkan silaturahim antara rakyat dan kesultanan.

"Megengan, yang terjadi menjelang Ramadan, menjadi momen untuk menghormati arwah leluhur. Ini adalah saat di mana masyarakat Muslim Indonesia dari berbagai suku berkumpul di kuburan untuk mendoakan arwah yang telah meninggal," katanya. 

Berdasarkan ajaran ulama-ulama salaf, dipercaya bahwa arwah-arwah ini mendapat istirahat dari alam kubur dan diizinkan untuk menjenguk keluarganya yang masih hidup.

Dari segi fiqih, megengan menandai kesiapan mental dalam menyambut Ramadan dengan sikap positif, seperti berderma dan berbagi dengan sesama. Ini tercermin dalam tradisi memberikan hidangan kepada tetangga dan menyebarkan pesan-pesan kebaikan melalui berbagai platform media sosial.

Editor : Arif Ardliyanto

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network