SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur mencatat tingkat pendidikan di wilayah tersebut masih menjadi perhatian serius. Pada tahun 2023, ditemukan bahwa proporsi terbesar warga usia 10 tahun ke atas hanya menamatkan pendidikan hingga tingkat Sekolah Dasar (SD) ke bawah, mencapai 46,22 persen.
Tingkat pendidikan yang ditamatkan pada jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau sederajat, serta Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat juga menunjukkan angka yang tidak memuaskan, masing-masing hanya sebesar 20,59 persen dan 24,72 persen. Bahkan, hanya sekitar 8,47 persen dari populasi usia 10 tahun ke atas yang berhasil menyelesaikan pendidikan hingga perguruan tinggi.
Kepala BPS Jatim, Zulkipli, menyatakan bahwa situasi ini masih menjadi indikator rendahnya tingkat pendidikan di Jatim. Namun, pemerintah provinsi dan kabupaten/kota di Jatim terus berupaya meningkatkan program pendidikan, salah satunya melalui Paket B (setara SMP) dan Paket C (setara SMA).
"Mereka berharap program ini dapat meningkatkan persentase penduduk Jatim yang menyelesaikan pendidikan formal, tidak hanya hingga tingkat SMP tetapi juga SMA," katanya.
Perbedaan infrastruktur antara perkotaan dan perdesaan menjadi faktor penting yang memengaruhi tingkat pendidikan tertinggi. Di wilayah perdesaan, dominan penduduk hanya menamatkan pendidikan hingga SD, sementara di perkotaan, mayoritas telah menamatkan setidaknya tingkat SMP, bahkan SMA.
Terdapat delapan wilayah utama yang menjadi fokus perhatian, seperti Kabupaten Sampang, Kabupaten Sumenep, dan Kabupaten Bondowoso, di mana persentase penduduk usia 10 tahun ke atas yang tidak memiliki ijazah masih cukup tinggi, mencapai lebih dari 33 persen. Upaya intensif perlu dilakukan di wilayah-wilayah ini untuk meningkatkan akses dan kualitas pendidikan.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait