Pelaksanaan khitan massal ini, kata Didik, didukung Bank Syariah Indonesia (BSI). Kerja sama ini menunjukkan adanya kolaborasi yang baik antara sektor publik dan swasta, dalam membangun masyarakat yang lebih sehat dan sejahtera.
“Kita bersyukur, ternyata partisipasi masyarakat dalam kegiatan ini mencerminkan tingginya antusiasme dan kesadaran akan pentingnya kesehatan dan kesejahteraan. Informasi mengenai khitan massal tersebar luas melalui media sosial, memungkinkan lebih banyak orang untuk mendapatkan manfaat dari kegiatan ini,” kata Didik.
Selain memberikan manfaat langsung kepada peserta, lanjutnya, kegiatan khitan massal ini juga menjadi sarana bagi SIER untuk memperkenalkan Klinik SIER kepada masyarakat umum. Dengan demikian, tidak hanya menjadi momen khitan semata, tetapi juga sebagai upaya untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan kesehatan yang berkualitas.
Dalam khitan massal ini, metode sunat yang digunakan adalah sunat lem. Sebuah teknik yang terbukti efektif dalam menyatukan luka tanpa perlu menjahit. Muhammad Rizki Ilham Pratama, salah satu peserta khitan massal, memberikan kesaksiannya bahwa proses tersebut tidak menyakitkan sama sekali.
“Alhamdulillah sekarang saya sudah disunat. Tidak terasa sakitnya. Awalnya takut, karena kata teman-teman khitan itu menyakitkan. Tapi ternyata tidak. Terima kasih SIER dan BSI yang telah menggelar acara khitan massal. Sekarang saya sudah disunat,” tandasnya.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait