Fardhian Windo mengatakan, melalui program pengadaan BMPP ini, nantinya diharapkan dapat membantu distribusi kelistrikan terutama di wilayah-wilayah 3T dan defisit, bahkan area yang membutuhkan investment lebih di sektor elektrisitas.
"Kami juga menyampaikan terimakasih banyak kepada PT. PAL yang telah sangat berusaha keras untuk menyelesaikan proyek pengadaan rangkaian unit BMPP ini," ujarnya.
Selain itu, unit BMPP ini juga didesain dengan 6 unit Dual Fuel Engine, dapat dioperasikan dengan mode BBM (diesel) atau mode Gas serta dilengkapi dengan sistem operasi otomatis, sehingga dapat bekerja secara lebih optimal dengan biaya operasional yang lebih minim.
Pun unit BMPP Nusantara II memiliki desain yang cukup compact dan tingkat mobilitas yang tinggi, sehingga dapat bekerja dengan maksimal terutama alokasi penugasan di wilayah Kolaka, Sulawesi yang dikelilingi oleh perairan-perairan dangkal.
BMPP Nusantara II-60MW ini juga direncanakan supaya dapat menjadi alat pengubah energi (Transistor energy project). Proyek ini juga menjadi salah satu dari rangkaian program yang strategis pemerintah yang telah dicanangkan sejak 2 tahun lalu, tepatnya saat diselenggarakannya kongres G-20.
Fardhian juga menambahkan bahwa unit BMPP ini dirancang dengan menggunakan teknologi dual fuel yang mendukung terjadinya proses transisi teknologi.
"Mudah-mudahan dengan adanya teknologi dual fuel di unit BMPP Kolaka II, emisi yang dihasilkan selama proses operasi unit BMPP ini turun menjadi skala kecil sehingga unit BMPP semakin siap untuk beroperasi secara optimal," kata dia.
Setelah seremoni shipnaming & launching unit BMPP Nusantara II – 60MW, tahapan proyek memasuki tahap instalasi sejumlah komponen pelengkap, sehingga unit ini akan dapat beroperasi dengan efisiensi maksimal, dan memberikan kontribusi yang signifikan dalam upaya memenuhi kebutuhan listrik Indonesia Timur.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait