Menurut Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Semuel Abrijani Pangerapan, meningkatnya akses ke ruang digital oleh masyarakat tentu perlu dimanfaatkan sebaik-baiknya.
"Salah satu contohnya melalui transformasi digital industri obat tradisional yang diinisiasi oleh Universitas Surabaya dan Kalbe Consumer Health melalui Jamoetics,” ujarnya saat menjadi Keynote Speaker pada Launching Sistem Jamoetics.
Nama startup Jamoetics berasal dari kata “Jamoe”, dengan huruf ‘oe’ ejaan lama dari istilah jamu” dan “informatics”. Makna terminologis Jamoetics tersebut sesuai dengan tagline startup Jamoetics untuk menjadi One Stop Platform for Best Quality Indonesian Traditional Medicine Product.
Sistem Jamoetics menyediakan database informasi ilmiah terkait bahan baku obat trradisional, produk jamu, dan obat modern asli Indonesia (OMAI)-obat herbal terstandar dan fitofarmaka, konsultasi pakar on demand, online shop serta media edukasi obat tradisional melalui berbagai kanal media sosial dan website Jamoetics (https://www.jamoetics.com/).
Upaya mewujudkan startup Jamoetics tidak terlepas dari nilai-nilai yang menjadi prioritas dan komitmen Jamoetics yaitu I-C-U-C yakni: Intellectual Honesty, Courage to speak the Truth, Unprejudiced, dan Customer service orientation.
Nilai-nilai tersebut menunjukkan bahwa operasional bisnis Jamoetics didesain dan dibangun berdasarkan informasi yang berbasis keilmua.
Sehingga Jamoetics memiliki keberanian dalam mengemukakan fakta yang benar terkait herbal dan obat tradisional, dengan tetap memperhatikan nilai obyektifitas dan keterbukaan serta mengedepankan layanan kepada pelanggan.
Dalam hal ini mitra, member atau masyarakat umum, baik dalam memberikan informasi edukasi maupun berbagai hal terkait informasi digital.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait