Film HOLG mulai diproduksi sejak tahun 2020 sebagai tugas akhir semester kuliah. Namun tidak selesai karena pandemi Covid-19. Banyak hambatan selama produksi sehingga harus berhenti di tengah jalan. “Saat itu masih gencar-gencarnya Covid-19 dan seringkali lockdown saat kami mau produksi film sehingga proses produksi sering terhambat,” ungkapnya.
Hafidz berusaha memperbaiki kembali film ini bersama tim produksi dan didukung oleh para pembimbing tugas akhir serta masukan dari dewan penguji. “Saya dibantu oleh Harf Media, production house yang sudah saya rintis bersama teman-teman SD saya hingga saat ini,” katanya.
Hafidz mengaku, total ada 24 orang yang menjadi tim dalam proses produksi HOLG. Setelah melalui proses panjang akhirnya film ini rampung pada tahun 2024 sekaligus dijadikan sebagai karya tugas akhir (TA) prodi PFTV.
Muhammad Bahruddin, dosen pembimbing karya Hafidz, menjelaskan bahwa film pendek yang dibuat Hafidz relate dengan kehidupan keluarga-keluarga pada umumnya. “Namun yang istimewa, Hafidz mampu membangun konflik batin dan drama secara detail ke dalam film,” ucap pria yang biasa dipanggil Bah ini.
“Sekalipun banyak ayah mengalami kesedihan yang mendalam karena ditinggal menikah putrinya tapi justru tak banyak film yang mengambil kisahnya. Inilah kelebihan dari HOLG,” puji pria yang menjadi Kaprodi PFTV sejak 2021 lalu itu.
Hafidz berharap HOLG bisa didaftarkan sebagai intellectual property (IP) agar bisa diputar di layer-layar lebar di Indonesia. “Saya ingin menjadikan HOLG sebagai sebuah intellectual property sehingga bisa diputar di layar-layar lebar Indonesia,” harapnya.
Selain itu, Hafidz juga mendaftarkan HOLG di beberapa festival film, baik di level nasional maupun internasional seperti karya sebelumnya yaitu film Annoying Boy yang mendapatkan apresiasi dari berbagai festival internasional.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait