JOMBANG, iNewsSurabaya.id - Kabar menggemparkan muncul dari Desa Jatimlerek di Kecamatan Plandaan, Kabupaten Jombang. Dikabarkan bendungan Karet Sungai Brantas rusak parah.
Kerusakan ini bisa berdampak serius, menyebabkan 1.700 hektar sawah di dua kecamatan, Ploso dan Plandaan, kekurangan air irigasi yang sangat vital bagi pertanian.
Situasi ini mendorong Anggota DPR RI Komisi V, Sadarestuwati, Pj Bupati Jombang, Sugiat, serta tim dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas, untuk turun langsung memantau kondisi di lapangan. Mereka mendapati salah satu pintu bendungan, yakni pintu enam, mengalami kebocoran parah.
“Kami turun langsung setelah mendapat laporan dari Dinas Pertanian Jombang minggu lalu. Air dari bendungan tidak bisa digunakan untuk irigasi,” ujar Sadarestuwati, atau yang akrab disapa Mbak Estu.
Menghadapi krisis ini, Estu memastikan bahwa sementara waktu, pasokan air untuk para petani masih bisa dipertahankan dengan dua pompa air berkapasitas masing-masing 500 liter per detik dan 300 liter per detik. Meski begitu, solusi ini hanya bersifat sementara.
“Kami sudah usulkan agar bendungan ini direhabilitasi total pada tahun anggaran 2025,” tegas Estu.
Sementara itu, Pj Bupati Jombang, Sugiat, menekankan pentingnya koordinasi lintas sektor untuk penanganan segera. “Jombang adalah lumbung pangan ke-11 di Jawa Timur. Pertanian di sini sangat penting, jadi harus segera ditangani,” ujar Sugiat.
Kepala BBWS Brantas, Hendra Ahyadi, menambahkan bahwa perbaikan total bendungan karet ini direncanakan untuk tahun depan. “Tahun ini, kami fokus pada perencanaan desainnya. Tahun depan, kita akan lakukan penggantian secara utuh,” jelasnya.
Kerusakan bendungan ini memang menjadi perhatian serius, mengingat dampaknya yang luas pada sektor pertanian setempat. Pemerintah dan pihak terkait berjanji untuk mengatasi masalah ini dengan segera, demi kelangsungan hidup para petani dan ketahanan pangan daerah.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait