Pakar Perkotaan ITS Ungkap Pentingnya Pelestarian Cagar Budaya Surabaya

Ali Masduki
Suboboyo Bus melintas di depan Hotel Majapahit, salah satu cagar budaya Surabaya. Foto: iNewsSurabaya.id/Ali Masduki

Upaya Pemkot Surabaya dalam mempertahankan bangunan cagar budaya tidak sebatas revitalisasi dan penataan ulang kawasan wisata bersejarah seperti kota lama. Johan mengatakan bahwa diperketatnya kualifikasi anggota TACB juga memberi pengaruh signifikan terhadap kualitas cagar budaya yang ada hingga saat ini. 

“Dahulu, regulasi penetapan tim masih lemah, akibatnya beberapa bangunan sebenarnya tidak layak untuk ditetapkan sebagai cagar budaya,” ujarnya.

Tim yang terdiri dari beberapa dosen universitas di Surabaya beserta seorang arkeolog ini bertugas untuk pelestarian, pengawasan, pengembangan, dan penelitian cagar budaya. 

Pembentukan TACB menjadi salah satu upaya pemerintah dalam menjaga nilai-nilai sejarah dan keaslian dari bangunan atau situs bersejarah yang ada di Kota Surabaya. 

“Dalam rangka mempertahankan cagar budaya, kami bekerja lebih jauh dari sekadar undang-undang,” tandas Johan. 

Pendiri jurusan Arsitektur ITS tersebut juga menjelaskan tentang salah satu upaya mempertahankan orisinalitas suatu bangunan bersejarah. 

Upaya tersebut yakni penetapan regulasi bahwa proyek bangunan baru tidak boleh meniru 100 persen dari bangunan cagar budaya yang telah ada sebelumnya. Meskipun tujuannya adalah untuk keindahan tata kota, tetapi tetap harus dibuat berbeda. 

“Masih diperbolehkan apabila ingin menggunakan kekhasan arsitektur yang lama,” tuturnya.

Segala upaya preservasi, revitalisasi, dan restorasi cagar budaya tersebut tentu tidak terlepas dari adanya pasang surut. Johan menyampaikan tantangan terbesar untuk mempertahankan integritas bangunan bersejarah adalah lemahnya kesadaran sejarah masyarakat di tengah modernisasi kota. 

“Hal ini secara tidak langsung menurunkan eksistensi cagar budaya sebagai salah satu bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat,” sambungnya. 

Lelaki yang telah purnatugas sebagai dosen di ITS pada tahun 2006 tersebut berharap, wawasan dan empati masyarakat terhadap sejarah dan budaya kotanya dapat tumbuh secara seimbang. Ilmu mengenai cagar budaya diharapkan dapat ditambahkan dalam pembelajaran, khususnya pada bidang arsitektur. 

“Kekhasan dan eksistensi cagar budaya akan terus berkembang seiring tumbuhnya pengetahuan dan empati masyarakat,” tutup Johan mengingatkan.

Editor : Ali Masduki

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network