JEMBER, iNewsSurabaya.id - Masyarakat global baru saja memperingati Hari Keanekaragaman Hayati Dunia pada 22 Mei. Momen ini bijaknya tak hanya sekedar diisi dengan seremonial belaka.
Universitas Jember (Unej) yang juga memiliki visi berwawasan lingkungan merespon hal tersebut. Termasuk terkait dengan konservasi keanekaragaman hayati di kawasan konservasi taman nasional.
Sebagaimana dikenal, Jember juga memiliki kawasan konservasi berupa taman nasional yakni Meru Betiri (TNMB). Kawasan seluas lebih dari 62 ribu hektar ini menyimpan keanekaragaman hayati luar biasa.
Sebut saja macan tutul, banteng, elang jawa, penyu hijau dan rafflesia yang menjadi prioritas pelestarian. Selain spesies lain yang masuk dalam keanekaragaman yang dilindungi.
Kepala Balai TNMB Nuryadi mengatakan, konservasi di TNMB dilakukan dengan berbagai langkah mulai dari aspek perlindungan, pelestarian dan pemanfaatan.
Dalam pelaksanaannya, TNMB tentu tak dapat sendiri. Perlu keterlibatan berbagai pihak termasuk perguruan tinggi dalam mendorong masyarakat desa penyangga untuk tidak melakukan tindakan destruktif. Terlebih mereka didorong turut melindungi dan melakukan konservasi atau diistilahkan community-based conservation.
“Kehadiran akademisi seperti Unej yang kebetulan lokasinya dekat dengan kawasan sangat diharapkan,” ungkap Nuryadi.
Merespon hal ini pada 23-25 Mei ini Ebban Bagus Kuntadi, ahli pemasaran dari Prodi Agribisnis Unej berinisiatif menguatkan pemasaran ekowisata di TNMB.
“Kita mencoba menguatkan atraksi jungle track dan Riverside Coffee di TNMB dengan masyarakat lokal sebagai pelakunya,” jelas Ebban.
Atraksi jungle track dilakukan dengan menyusuri hutan TNMB pada zona pemanfaatan guna menikmati keindahan panorama TNMB sambil memberikan interpretasi.
Sementara Riverside Coffee adalah atraksi menikmati minum kopi dengan nuasa pinggir sungai kawasan TNMB. Tentu saja ini memberikan impresi unik dan mengesankan.
Ekowisata pada dasarnya merupakan kegiatan konservasi aspek pemanfaatan yang akan mampu berdampak pada ekonomi masyarakat desa penyangga. Sekaliguas menjadi insentif bagi masyarat untuk berperan lebih dalam konservasi.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait