Lebih luar biasanya lagi, Lia bukan hanya akan bertugas di Olimpiade, tetapi juga Paralimpiade Paris 2024. Ia akan menjadi satu-satunya wasit bulu tangkis Indonesia yang berlaga di dua ajang bergengsi tersebut.
"Saya akan menjadi wasit dua kali, di Olimpiade dan Paralimpiade. Wasit wanita seperti kami langsung ditawari dua kesempatan ini," ungkap Lia yang juga berprofesi sebagai guru Bahasa Inggris di SDN Sawunggaling 1 Surabaya.
Meskipun memiliki kesibukan ganda, Lia selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik dalam kedua profesinya. Ia selalu mencari solusi agar tugasnya sebagai wasit BWF tidak mengganggu pekerjaannya sebagai guru.
"Sebagai guru, saya selalu meminta dukungan dari dinas terkait. Saya ingin win-win solution, totalitas di sekolah, dan totalitas saat menjadi wasit," tuturnya.
Kisah inspiratif Qomarul Lailiah ini menjadi bukti bahwa dedikasi dan kerja keras dapat mengantarkan seseorang pada pencapaian yang luar biasa. Ia tak hanya mengharumkan nama bangsa, tetapi juga membuka jalan bagi para wanita pecinta bulu tangkis untuk berkarier di dunia perwasitan.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait