Berdasarkan bahan tercatat inilah, ada penulis buku sniper asal Amerika Serikat yang bernama Peter Brook Smith, lewat bukunya berjudul Sniper: Training, Technique dan Weapons, memasukkan prestasi Tatang sebagai sniper kelas dunia dengan berhasil membunuh 41 orang.
Jumlah membunuh 41 yang dicatat Peter sebenarnya adalah jauh dari hitungan yang riil karena Tatang sendiri dalam misi tempurnya di Timor-Timur mengaku telah menumbangkan sasarannya lebih dari 100 orang.
Tatang merangkan, “Hampir semua musuh bersenjata yang saya tembak kena di kepala. Semua Sniper memang didoktrin untuk menembak musuh di bagian kepala karena langsung membuat korbannya mati tanpa merasakan apa-apa. Bahkan sama sekali tidak tahu siapa yang telah membunuhnya,” ujar Tatang.
Tatang Koswara wafat pada tanggal 3 Maret 2015 akibat karena serangan jantung. Para rekan seperjuangannya yang melayat semua terkejut atas sikap Tatang yang tidak mau mengurus sertifikat veteran perang Timor-Timur mengingat pemerintah memberikan tunjangan veteran sekitar 2 juta rupiah tiap bulannya.
Tatang selalu menekankan apabila perjuangannya di Timor-Timur adalah demi tegaknnya NKRI dan bukan untuk mencari pangkat serta penghargaan.
“Kebetulan tugas saya adalah sebagai seorang sniper yang telah dilatih oleh negara jadi saya harus bertempur seperti seorang sniper professional. Bertempur dengan cara menyusup di garis belakang musuh, di jantung pertahanan lawan untuk membuat kekacauan,” tegas Tatang.
“Pengalaman tempur sebagai seorang sniper ini harus saya tularkan ke prajurit sniper TNI berikutnya sehingga akan bermanfaat dalam pertempuran. Selamat dalam peperangan, bisa pulang dan bercerita mengenai kisah tempurnya,” tutupnya.
(Penulis: Oktavianto Prasongko)
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait