SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Di tengah amukan ombak Pantai Banongan, Asembagus, Situbondo, Jawa Timur, sebuah pertempuran simulasi yang mengerikan tengah berlangsung.
Prajurit Korps Marinir Indonesia dan Recon Australian Defence Force (ADF) bersama-sama menguji nyali dan kemampuan tempur dalam penyelidikan sasaran untuk Operasi Pendaratan dalam Latgabma Keris Woomera Tahun 2024 pada Senin (11/11/2024).
Delapan perahu karet menerjang ombak, diturunkan dari Kapal HMAS Adelaide, membawa pasukan elit Batalyon Intai Amfibi (Yontaifib) 2 Marinir.
Mendarat di pantai, mereka langsung menjalankan misi penyelidikan sasaran, sebuah ujian neraka untuk mengasah kemampuan dalam operasi pendaratan. Di medan latihan, setiap prajurit menunjukkan tekad baja dan dedikasi tinggi.
Mereka bertukar ilmu dan strategi tempur dengan ADF, mengasah keterampilan dalam operasi pendaratan.
Komandan Batalyon Infanteri 3 Marinir, Letkol Marinir Adid Kurniawan Wicaksono, selaku koordinator Latgabma Keris Woomera Tahun 2024, memberikan pesan tegas kepada seluruh prajurit.
"Latihan ini bukan sekadar latihan biasa. Setiap materi latihan harus diresapi dan diimplementasikan dengan sempurna dalam penugasan Korps Marinir di masa depan," tegasnya.
Latgabma Keris Woomera 2024 merupakan latihan gabungan antara Korps Marinir Indonesia dan ADF yang bertujuan untuk meningkatkan interoperabilitas dan kemampuan kedua angkatan laut dalam menjalankan operasi bersama.
Latihan ini mencakup berbagai skenario tempur, termasuk operasi pendaratan, penyelidikan sasaran, dan latihan menembak.
Kerjasama antara Korps Marinir Indonesia dan Recon ADF dalam Latgabma Keris Woomera 2024 menunjukkan komitmen kuat kedua negara dalam memperkuat hubungan bilateral dan meningkatkan kemampuan militer bersama.
Melalui latihan ini, kedua angkatan laut semakin siap menghadapi berbagai ancaman dan tantangan keamanan di masa depan.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait