Sampai saat ini, Nusamed telah mengelola empat rumah sakit. Yaitu RS Lavalette di Malang, RS Wonolangan di Probolinggo, RS Elizabeth di Situbondo, dan RS Djatiroto di Lumajang. Serta ada juga beberapa Klinik Pratama.
Melihat jaringan Nusamed yang luas di Jawa Timur, lanjut Edi, potensi peningkatan fee based income di dalamnya pun juga besar lewat pengaplikasian QRIS untuk pembayaran pada kasir melalui e-channel Bank Jatim.
Penggunaan QRIS diharapkan dapat mempercepat proses pembayaran dan mengurangi antrian di loket pembayaran.
Hal tersebut juga seiring dengan langkah bankjatim yang telah memiliki target ekosistem untuk mengalihkan transaksi-transaksi elektronik ke digital demi menunjang pertumbuhan bisnis.
Termasuk di dalamnya ekosistem rumah sakit yang mencakup rumah sakit pemerintah, puskesmas, dan rumah sakit swasta.
Edi menyebutkan bahwa BJTM saat ini memang menargetkan dapat bekerjasama dengan berbagai rumah sakit di Jawa Timur untuk menciptakan berbagai layanan keuangan yang tidak hanya memudahkan pasien saja, namun juga bisa berdampak terhadap seluruh perangkat rumah sakit. Termasuk tenaga kesehatan maupun pegawai rumah sakit.
Untuk menunjang hal tersebut, BJTM telah memiliki berbagai inovasi yang dapat ditawarkan kepada rumah sakit demi menciptakan ekosistem yang berkelanjutan.
Mulai dari pengelolaan parkir, pemanfaatan kantin/koperasi rumah sakit, pendaftaran sampai dengan pasien keluar rumah sakit, payroll perangkat rumah sakit, manajemen keuangan rumah sakit, hingga pembiayaan kepada rumah sakit termasuk para perangkatnya.
“Dengan begitu, pelayanan di rumah sakit dapat lebih optimal dan akselerasi bisnis Bank Jatim dapat terwujud. Jadi bisa sama-sama saling menguntungkan,” tuturnya.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait