SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Persebaya, klub sepak bola yang kini merayakan ulang tahun ke-97, tidak hanya merupakan tim yang berdiri sebagai rival dari klub Belanda di era kolonial Hindia Belanda. Didirikan pada 18 Juni 1927 di Surabaya oleh M. Pamoedji, Persebaya awalnya dikenal dengan nama Soerabajasche Indonesische Voetbal Bond (SIVB).
Dikutip dari Wikipedia, tujuan berdirinya SIVB adalah memberi kesempatan kepada pemain-pemain pribumi untuk bersaing sejajar dengan klub-klub Belanda seperti Soerabajasche Voetbal Bond (SVB). Pada tahun 1938, SIVB berganti nama menjadi Persatuan Sepak Bola Indonesia Soerabaja (Persibaja), yang kemudian pada tahun 1959 menjadi Persebaya, nama yang terkenal hingga saat ini.
Perjalanan panjang Persebaya tidak hanya terbatas pada perubahan nama. Klub ini juga terlibat dalam pembentukan Persatoean Sepakraga Seloeroeh Indonesia (PSSI) pada tahun 1930, yang kemudian menjadi Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI).
Persebaya juga pernah meraih kesuksesan besar, seperti mencapai final Kejuaraan Nasional PSSI pada tahun 1939 dan 1942, meskipun harus puas sebagai runner-up.
Keberadaan Persebaya sebagai salah satu klub paling bersejarah di Indonesia tidak hanya ditandai oleh prestasinya di lapangan, tetapi juga oleh peranannya dalam mengembangkan sepak bola di tanah air. Dengan pengalaman lebih dari sembilan dekade, Persebaya tetap menjadi ikon penting dalam dunia sepak bola Indonesia.
Sejarah panjang dan prestasi yang mengesankan membuat Persebaya tetap menjadi salah satu kebanggaan Surabaya dan pecinta sepak bola Indonesia. Perayaan ulang tahun ke-97 menjadi momen yang tepat untuk mengenang perjalanan gemilang klub ini, serta menatap masa depan dengan harapan akan lebih banyak pencapaian yang akan diraih Persebaya.
Di era Perserikatan, Persebaya merupakan salah satu tim raksasa di Indonesia selain PSMS Medan, PSM Makassar, Persib Bandung dan Persija Jakarta. Persebaya berhasil menjadi juara Perserikatan pada musim 1951, 1952, 1978, 1987/88 dan lima kali menduduki peringkat kedua pada kompetisi musim 1964–65, 1971, 1973, 1986–87, dan 1989–90.
Sementara tahun 1994, dua kompetisi sepak bola di Indonesia yaitu Perserikatan dan Galatama dilebur menjadi satu. Kompetisi hasil gabungan Perserikatan dan Galatama ini diberi nama Divisi Utama Liga Indonesia dengan pembagian dua wilayah yakni barat dan timur. Di musim pertama Divisi Utama pada tahun 1994, Persebaya yang tergabung di dalam wilayah timur hanya mampu finish diurutan ke-9 klasemen.
Pada musim kompetisi 2002, Persebaya terdegradasi ke Divisi Satu setelah hanya mampu finish di urutan ke-11 klasemen wilayah timur. Tetapi Persebaya hanya perlu waktu satu musim kompetisi untuk promosi dan kembali ke Divisi Utama setelah berhasil menjadi juara Divisi Satu musim 2003.
Setelah kembali ke kompetisi Divisi Utama, Persebaya berhasil menjadi juara setelah meraih poin tertinggi klasemen akhir pada kompetisi musim 2004 yang menggunakan sistem satu wilayah.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait