Seperti diketahui, ketika terjadi bencana, dokter orthopaedi adalah salah satu tenaga kesehatan yang diterjunkan dari fase awal penanganan bencana. Untuk dapat bekerja, tidak hanya berupa tenaga, tetapi diperlukan juga peralatan medis khusus dan fasilitas spesifik tertentu.
Tentunya, jika bencana terjadi, PABOI tidak dapat menunggu tersedianya peralatan dan fasilitas itu, tetapi dalam fase awal ini, kami yang turun ke lapangan akan langsung membawanya untuk dapat bekerja dan menolong para korban. Untuk itu diperlukan sarana yang selalu tersedia dan siap dipakai pada fase awal tersebut.
Race Director SOHM, dr Herjuno A Adinoto SpOT menjelaskan bahwa PABOI sengaja memilih di lingkungan Pakuwon City, Surabaya sebagai tempat penyelengaraan, karena mudah dicapai oleh daerah sekitarnya. Selain itu, jumlah pecinta olahraga lari, di Surabaya dan sekitarnya sangat tinggi.
“ Lomba ini diukur dengan jarak yang baik, direncanakan jarak dan akan diverifikasi oleh PASI Jatim. Serta fasiltas pendukung seperti lintasan yang baik, penghitung waktu, refreshment dan water station, ketersediaan tenaga medis yang kompeten dan hiburan, Di kompleks Pakuwon City, Surabaya, dapat memenuhi hal itu,” terang dr Herjuno.
Apalagi diperpanjang dengan area di dalam Taman Hiburan Kenjeran Park. Sebagai mana, lomba lari di Indonesia yang sulit untuk bebas dari kendaraan bermotor, paling tidak di lokasi tersebut lebih sepi dan lebih mudah diatur karena lintasan yang lebar.
Pasalnya, salah satu faktor penting dalam menikmati olahraga lari jarak menengah dan jauh adalah lintasan yang nyaman, lebar, relatif rata, pemandangan yang indah, dan tidak berebut atau malah berlari sambal menghirup asap kendaraan bermotor.
Sementara itu, Diana Bibit, dokter asal Bandung mengaku mengikuti SOHM karena penasaran dengan rute lari yang belum pernah ia ikuti ini.
"Lebih penasaran saja, karena sudah rutin ikut marathon dan rutin lari. Jadi saya sengaja izin buat ikut lomba ini,"pungkasnya.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait