SURABAYA, iNewsSurabaya.id - BMKG Maritim Tanjung Perak kembali menggelar Sekolah Lapang Cuaca Nelayan (SLCN) Provinsi Jawa Timur. SLCN pertama kali di tahun 2024 yang diikuti oleh puluhan nelayan ini dilaksanakan di Desa Tambakrejo, Kecamatan Wonotirto, Kabupaten Blitar.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto, M.Si menjelaskan bahwa pihaknya memiliki produk yang semakin lengkap dan detail.
Nelayan bisa mengakses INAWIS BMKG, untuk mengetahui potensi gelombang tinggi, cuaca buruk, bahkan dapat mengetahui dimana lokasi adanya ikan di laut.
"Untuk info cuaca Laut ada INAWIS BMKG, untuk penerbangan ada INA SIAM BMKG," paparnya.
Guswanto menambahkan untuk cuaca di darat, baik untuk transportasi darat maupun cuaca daratan pada umumnya, bisa diakses oleh semua orang melalui SIGANTURE BMKG.
"Semuanya sangat mudah diakses, tinggal diketik di google. Sesuai dengan nama-nama produk yang disampaikan tersebut," tuturnya.
Merespon kegiatan tersebut, Sekda Kabupaten Blitar Drs. Izul Marom, M.Sc mengatakan di wilayahnya paling lengkap potensi bencananya.
"Terimakasih kepada BMKG sudah memberikan sumbangsih berupa pelatihan atau sekolah lapang seperti SLCN (sekolah lapang cuaca nelayan) dan SLG (sekolah lapang gempa)," ucapnya.
Izul menjelaskan, BMKG sangat dibutuhkan dalam semua sektor. Di negara maju seperti Kanada, info cuaca itu sangat penting. Bahkan setiap penduduk terus aktif memantau cuaca khususnya di saat kondisi cuaca yang berpotensi ekstrem.
"Tahun 2023 hasil panen menurun, karena musim hujan mundur. Ada penurunan sekitar 60 ribu ton dari hasil panen tahun sebelumnya," ungkapnya.
Dia menambahkan pada 2022 hasil ikan nelayan Blitar 2,5 ton lebih. Sektor perikanan memang sangat besar sebagai penyumbang stok ikan.
"Jumlah nelayan di Kab. Blitar 1,367 orang, kapalnya ada 299 unit," ungkapnya.
Editor : Ali Masduki