Dengan dibantu penerjemah bahasa isyarat, Alya, perempuan yang masih aktif menimba ilmu disalah satu universitas di Surabaya menjembatani komunikasi antara teman dengar dan teman Tuli seperti yang dilontarkan oleh Kus Andi, Corporate Public Relations Midtown Hotels Indonesia.
"Mari berkomunikasi dua arah, bukan hanya teman Tuli saja yang berusaha untuk mengerti namun kita sebagai teman dengar juga harus mampu beradaptasi dengan budaya teman Tuli," ucapnya kepada semua peserta yang hadir.
Diakhiri dengan bermain game, 1 baris berisi 10 orang berjajar kebelakang untuk menyampaikan kalimat rahasia yang sudah ditentukan dan diperagakan kembali kepada teman lainnya secara bergantian menggunakan bahasa isyarat tanpa suara hanya gerakan tangan.
Menurut Fitri, resepsionis hotel Midtown Residence Surabaya bahwa workshop tentang budaya Tuli dan belajar bahasa isyarat kali ini memberinya pengalaman berharga.
“Luar biasa seru, ini pengalaman pertama belajar bahasa isyarat yang nantinya bisa membantu saya sebagai resepsionis hotel. Dulu sudah pernah beberapa kali mendapati tamu Tuli, karena keterbatasan pemahaman kami berkomunikasi hanya melalui tulisan, dengan pengetahuan baru ini walaupun masih sedikit paling tidak bisa membuat tamu tuli lebih merasa nyaman nantinya," ujar Fitri.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait