Rahim, perwakilan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH), menyatakan apresiasinya terhadap aksi ini. Ia mengakui bahwa kegiatan tersebut sangat membantu pemerintah dalam upaya mengurangi pencemaran lingkungan di Surabaya.
“Kegiatan ini sangat membantu kami di pemerintahan dalam menangani masalah pencemaran lingkungan. Kami sangat mengapresiasi inisiatif dari LMI,” tuturnya.
Foto: LMI
Selain dari lembaga, relawan juga berasal dari kalangan pendidikan, termasuk siswa, guru, dan mahasiswa yang ikut terlibat dalam aksi ini. Ibu Indah, seorang guru yang mendampingi siswanya, menyampaikan bahwa aksi ini memberikan pengalaman positif bagi anak-anak didiknya. Melihat langsung kondisi lingkungan yang tercemar meningkatkan kesadaran mereka akan pentingnya menjaga kebersihan.
Dengan mengusung slogan “Resik Kaline, Resik Atine, Suroboyo Wangi,” diharapkan kegiatan ini dapat mengurangi sampah yang mencemari aliran sungai dan laut, serta meningkatkan kesadaran masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan, demi terciptanya kota Surabaya yang bersih.
Kali Jatisrono sendiri merupakan saluran irigasi penting bagi Kota Surabaya yang kini banyak tercemar oleh sampah. Mengingat aliran kali ini bermuara ke laut, aksi "Resik Kali" diharapkan mampu mengurangi jumlah sampah yang mengalir hingga ke laut dan mencegah pencemaran yang lebih parah.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait