SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur semakin serius meningkatkan kualitas layanan kesehatan bagi anak penyandang autisme. Langkah ini diwujudkan melalui pelatihan dan workshop bertaraf internasional, hasil kolaborasi dengan Forum Peduli Autisme Jawa Timur (FPAJT), serta dukungan Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, dan Dinas Sosial Jatim.
Asisten I Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setdaprov Jatim, Benny Sampirwanto, menegaskan bahwa kegiatan ini menjadi bagian dari capacity building dalam pengelolaan autisme di wilayah Jatim.
“Kami bekerja sama dengan tiga pelatih dari Autism Association of Western Australia (AAWA) untuk memberikan pelatihan keterampilan, termasuk dukungan transisi ke dunia kerja dan pendampingan layanan kesehatan bagi individu autistik,” ungkapnya pada Workshop Autisme bertema Mengatasi Hambatan Akses Layanan Kesehatan Medis dan Gigi pada Individu Autistik, yang digelar di Kantor BPSDM Jatim, Kamis (7/11).
Kegiatan ini diikuti oleh 300 peserta yang terdiri dari guru dan tim Unit Kesehatan Sekolah (UKS), tenaga kesehatan di Puskesmas, pendamping dari Dinas Sosial, serta orang tua dan pemerhati anak disabilitas dari berbagai daerah di Jawa Timur.
Benny menambahkan, kerjasama dengan AAWA ini bukanlah yang pertama kali. Menurutnya, kualitas penanganan autisme oleh AAWA yang sudah terbukti efektif menjadi alasan utama kolaborasi berlanjut. “Kami berharap, dengan pelatihan ini, layanan pendidikan dan kesehatan bagi anak autistik di Jatim akan semakin baik ke depannya,” tuturnya.
Tak hanya berhenti di sini, Benny mengungkapkan bahwa Jawa Timur akan menjadi pusat praktik terbaik (best practice) untuk pengembangan anak autis dan tuna rungu. Bahkan, tahun depan, Pemprov Jatim akan terlibat dalam pertemuan Asia-Pasifik AAWA yang rencananya diadakan di Perth, Australia pada 13-15 November 2025.
“Kami berharap, kegiatan ini dapat menjadi bukti bahwa Jatim mampu menjadi percontohan dalam pengembangan layanan kesehatan dan pendidikan bagi anak-anak autistik, baik di tingkat nasional maupun internasional,” ujar Benny optimis.
Sementara itu, Joan McKenna Kerr, CEO AAWA yang juga menjadi ketua tim pelatih, menyampaikan apresiasinya terhadap inisiatif Pemprov Jatim. “Kami sangat mendukung pengembangan kapasitas profesional dan peningkatan wawasan orang tua agar anak autistik bisa mendapatkan dukungan yang optimal pada waktu yang tepat,” ujarnya.
Ia berharap keberhasilan manajemen autisme di Jawa Timur dapat menjadi inspirasi bagi komunitas internasional. “Kami optimis, keberhasilan di Jatim ini akan menjadi contoh dalam konferensi Asia Pacific Autism Conference yang akan datang,” tambah Joan.
Ketua FPAJT menekankan bahwa hasil dari pelatihan ini perlu diimplementasikan secara nyata di lapangan. Ia berharap sinergi antara orang tua, tim kesehatan sekolah, dan tenaga medis di Puskesmas dapat mempermudah akses layanan kesehatan bagi individu autistik.
“Sebagai contoh, pengendalian stimulus sensoris di Puskesmas dengan mengatur pencahayaan dan kebisingan dapat membuat anak autistik lebih nyaman. Selain itu, penggunaan alat bantu visual kesehatan akan sangat membantu dalam menjelaskan prosedur medis kepada mereka,” jelasnya.
Kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa Jawa Timur mampu menjalin kerjasama internasional yang optimal. Kolaborasi ini tak hanya memperkuat kemitraan antara Indonesia dan Australia, tetapi juga menunjukkan komitmen Jawa Timur dalam memberikan layanan terbaik bagi anak-anak penyandang autisme.
Dengan pelatihan yang berkesinambungan, diharapkan Jawa Timur dapat terus meningkatkan kualitas hidup individu autistik dan menjadi contoh bagi provinsi lainnya di Indonesia.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait