Praptono menambahkan, Program Sekolah Penggerak merupakan penyempurnaan program transformasi sekolah sebelumnya.
Program Sekolah Penggerak akan mengakselerasi sekolah negeri/swasta di seluruh kondisi sekolah untuk bergerak 1-2 tahap lebih maju.
Program dilakukan bertahap dan terintegrasi dengan ekosistem hingga seluruh sekolah di Indonesia menjadi Program Sekolah Penggerak.
"Selamat kepada para fasilitator sekolah penggerak angkatan 2 yang telah lolos dan resmi mengemban amanah sebagai fasilitator. Tahun lalu, istilah fasilitator dinamakan pelatih ahli, namun diangkatan 2, dengan berbagai pertimbangan akhirnya diubah dengan istilah fasilitator," ungkapnya.
Rudi Umar Susanto mengatakan, bahwa motivasinya mengikuti Program Sekolah Penggerak adalah kesadaran bahwa dunia pendidikan di Indonesia perlu pembenahan dan transformasi.
“Motivasi saya mengikuti program ini adalah saya sadar dunia pendidikan di Indonesia perlu melakukan pembenahan dan transformasi. Salah satu upaya saya untuk bisa ikut mengubah pendidikan Indonesia menjadi lebih baik adalah dengan cara mengikuti program pelatih ahli ini,” terangnya.
Dosen S1 PGSD Unusa ini mengaku sangat bangga berhasil lolos setelah melalui beberapa rangkaian seleksi. Mulai dari seleksi administrasi untuk menjadi fasilitator, simulasi melatih, hingga harus melakukan sesi wawancara dengan asesor.
“Saya sangat senang dan pastinya bangga dengan pencapaian ini mengingat program fasilitator (pelatih ahli) adalah program resmi dari Kemendikbud Ristek. Tidak semua yang mendaftar bisa lolos karena syarat untuk lolos cukup berat, mulai syarat administrasi, simulasi melatih, hingga wawancara dengan dua orang asesor,” ujarnya.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait