Selama mengikuti pelatihan, peserta diklatsar baret rescue harus bangun pagi-pagi dari tenda barak, untuk menjalani latihan fisik.
Bukan hanya sekedar berlari di hutan, tetapi juga berenang di telaga sejauh 100 meter untuk melatih otot, termasuk sebagai pelatihan pertolongan korban di air.
Selanjutnya, para relawan ini juga dibawa ke area hutan jati. Mereka berlatih membawa korban dengan menaikkan atau menurunkan korban dari tebing setinggi 20 meter. Termasuk pertolongan di darat, ketika mendapati korban yang sudah tidak dapat bergerak.
Terpisah, Wakil Ketua Panitia Diklatsar Baret Rescue Garda Pemuda NasDem Jawa Timur Deny Prasetya mengungkapkan, tujuan utama digelarnya diklatsar rescue tersebut sebagai pembelajaran bagi Garda Pemuda NasDem memahami penanganan teknik dan taktis tentang aksi tanggap bencana baik di darat hingga air.
"Kami tidak mengharapkan ada bencana, tapi kesiapsiagaan dan kewaspadaan wajib dilakukan. Ini salah satu alasan kami menyiapkan relawan yang siap diterjunkan kapan saja. Ini misi kemanusiaan," ujarnya.
Kegiatan tersebut merupakan terobosan pertama yang dilakukan partai NasDem. Terlebih juga atas intruksi Ketum NasDem Surya Paloh agar NasDem bisa semakin dekat dengan masyarakat.
"Pelatihan ini bukan terkait simulasi saja, melainkan semacam praktek langsung saat terjadi bencana. Sehingga, mengetahui bagaimana cara assesment dan evakuasi. Apalagi, saat malam hari, kita juga diterpa badai angin kencang. Jadi, latihan sekaligus praktek," imbuhnya.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait