SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Pemilihan umum (Pemilu) merupakan pesta demokrasi yang menjadi hak dan kewajiban setiap warga negara. Namun, masih banyak di antara kita yang memilih untuk golput (golongan putih) atau tidak menggunakan hak pilihnya. Padahal, golput memiliki dampak yang sangat berbahaya bagi kemajuan bangsa.
Ketua Komite IV Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Ahmad Nawardi, mengungkapkan ada 5 bahaya golput dalam Pilkada 2024.
"Pertama, suara rakyat yang hilang. Golput berarti suara rakyat tidak terakomodir dalam proses pemilihan pemimpin. Hal ini dapat menyebabkan suara mayoritas rakyat terabaikan dan kebijakan yang dihasilkan tidak sesuai dengan aspirasi rakyat," ujar Nawardi.
Bahaya kedua, lanjut Nawardi, adalah pengaruh kelompok kecil. "Ketika banyak orang golput, maka suara dari kelompok kecil yang memilih akan lebih dominan. Hal ini dapat menyebabkan pemimpin yang terpilih tidak mewakili suara mayoritas rakyat," jelasnya.
Selain itu, golput juga dapat menyebabkan kemandekan perubahan.
"Pemimpin yang terpilih melalui proses pemilihan yang minim partisipasi rakyat, cenderung akan mempertahankan status quo dan tidak peduli dengan aspirasi rakyat untuk perubahan," ungkap Nawardi.
"Golput juga merupakan pengabaian tanggung jawab warga negara. Setiap warga negara memiliki kewajiban untuk berpartisipasi dalam proses demokrasi, termasuk dalam memilih pemimpin," tegas Nawardi.
Terakhir, Nawardi mengingatkan bahwa golput dapat menurunkan kualitas pemimpin. Ketika banyak orang golput, maka kualitas pemimpin yang terpilih cenderung menurun. Hal ini karena tidak adanya persaingan yang sehat dan tidak adanya tekanan dari masyarakat untuk menghasilkan pemimpin yang berkualitas.
"Oleh karena itu, mari kita semua menyadari bahaya golput dan menggunakan hak pilih kita dengan bijak. Gunakan hak pilih Anda untuk memilih pemimpin yang berkualitas dan bertanggung jawab untuk membangun masa depan bangsa yang lebih baik," tandasnya.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait