Executive Director Prestasi Junior Indonesia, Nico Kiroyan mengungkapkan, riset tersebut memberikan aspirasi baru bagi perempuan bahwa mereka memiliki banyak kesempatan untuk mengisi kesenjangan di dunia kerja keamanan siber.
Oleh karena itu, program ini akan memfasilitasi para pelajar untuk mengenali seluk beluk kebutuhan industri keamanan siber di masa depan.
"Kami sangat antusias untuk mengembangkan kemitraan dengan Microsoft Indonesia yang komitmennya selaras dengan misi kami untuk mempersiapkan generasi muda agar berhasil di pekerjaan masa depan," katanya.
Selain minimnya tenaga profesional keamanan siber, kata dia, kesadaran dan kemampuan masyarakat Indonesia dalam keamanan digital dan perlindungan data pribadi juga masih terbilang rendah.
Data Kementerian Komunikasi dan Informatika menunjukkan masih banyak masyarakat yang mengunggah foto kartu identitas (38,9%) dan mencantumkan nomor ponsel pribadi (61%) di media sosial serta tidak bisa mengidentifikasi email berisi spam/virus (51,5%).
Hal ini patut diwaspadai mengingat serangan terhadap identitas adalah salah satu kejahatan siber yang kerap terjadi. Pada tahun 2021 saja, Microsoft mendeteksi dan memblokir 35,7 miliar email berbahaya dan 25,6 miliar upaya pembajakan autentikasi akun secara global.
“Melalui Women in Cybersecurity, kami berharap dapat memperkuat ekosistem digital yang mampu mendukung keamanan siber, dengan memerhatikan inklusivitas dan keberagaman,“ ujar Business Strategy Director Microsoft Indonesia, Nina Wirahadikusumah.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait