Sumber Air dan Tanah Majapahit Penting untuk Ibu Kota Negara Baru, Ini Sejarahnya

Arif Ardliyanto
Gubernur Khofifah ditemani Walikota Mojokerto, Ika Puspitasri dan Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati mengambil tanah keramat Mojokerto.

Bergabunglah dua kekuatan yaitu pasukan Tar Tar di bawah Pimpinan Jenderal Ike Mese dan pasukan Raden Wijaya, menyerang Kerajaan Kediri.

Pada 20 Maret 1293, tentara gabungan Raden Wijaya dan Mongol mengepung Jayakatwang. Mereka kocar-kacir dan terjun ke Sungai Brantas. Lebih dari 5.000 pasukan mati terbunuh. Jayakatwang mundur ke istana bersama pengikutnya. Namun, dia berhasil dikepung. Sorenya, Jayakatwang menyerah.


Ilustrasi : Sumber air dan tanah tersebut akan ditancapkan di IKN Nusantara, Kalimantan Timur

Setelah kekalahan Kediri, Jendral Shih Pi meminta janji putri-putri Jawa tersebut. Namun dengan kecerdikan Adipati Arya Wiraraja, utusan Mongol di bawah pimpinan Jendral Kau Tsing diminta menjemput para putri tersebut di Desa Majapahit tanpa membawa senjata.

Alasannya, para putri yang dijanjikan masih trauma dengan senjata dan peperangan yang sering kali terjadi.

Sementara Raden Wijaya minta izin pulang ke Majapahit. Dia beralasan ingin menyiapkan upeti bagi kaisar. Dia pulang dengan dikawal dua perwira dan 200 prajurit.

Editor : Arif Ardliyanto

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3 4 5 6

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network